Pemuda adalah golongan masyarakat pertama yang selama ini selalu peka dan dapat menyesuaikan diri dengan cepat jika terjadi perubahan sosial. Menurut Undang Undang nomor 40 tahun 2009 mengartikan pemuda sendiri adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting mereka yang berusia kisaran umue 16 tahun sampai dengan 30 tahun. Berbicara tentang pemuda sendiri seperti yang bisa kita lihat dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia di mana pemuda ikut andil dalam setiap gagasan dan peristiwa penting didalamnya. Diantaranya pada saat akan proklamasikan kemerdekaan kaum mudalah yang kemudian mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan tanpa adanya pengaruh dari sekutu dan jepang yang kemudian melatar belakangi terjadinya peristiwa Rengasdengklok.
Pada tahun 1966 dimana para pemuda yang tergabung dalam beberapa organisasi yang ikut mendirikan orde lama,gerakan ini dikenal dengan Angkatan 66. Gerakan ini berhasil membangin kepercayaan masyarakat dan menentang keras adanya komunisme di Indonesia. Selanjutnya pada tahun 1998 pemuda juga ikut ambil bagian dalam lengsernya masa order baru. Banyak peristiwa yang terjadi kala itu mulai dari peristiwa trisakti hingga peristiwa semanggi Suatu bangsa yang besar akan bertahan karena ada pemuda yang menggerakkan perubahan dan melakukan kegiatan positif untuk kemajuan bangsanya. Jangan sampai pemuda malah terjebak dalam kegiatan yang tidak produktif yang justru akan menghancurkan masa depannya.I dan semanggi II yang kemudian melatar belakangi berakhirnya pemerintahan orde baru. Dari beberapa peristiwa tadi bisa kita lihat bahwa pemuda selalu siap dan tanggap mengambil bagian dalam peristiwa penting yang terjadi di Indonesia. Sebagaimana yang dikatakan oleh bapak proklamator kita Ir soekarno "beri aku seribu orang tua maka akan ku angkat semeru dari akarnya,dan beri aku sepuluh pemuda maka akan ku guncangkan dunia". Pemuda sendiri sejatinya mempunya lima fungsi utama sebagai bagian dalam masyatakat seperti halnya yang sering di bicarakan diantara lima,diantaranya adalah. 1. Agen of Change Adalah pemuda sebagai penggerak perubahan, pemuda adalah golongan yang mudah menerima sebuah ide pembaharuan yang ada mereka dengan mudaj memahami dan mengakses pengetahuan yang dapat menambah wawasan,sehingga mereka mampu menganalisis situasi atau kondisi sosial. Pemuda harua memiliki pemikiran uang kritis terhadap segala permasalahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. 2. Social Control Pemuda punya peran dalam mengontrol sosial,berkat pola pikir yang kritis tadi mereka dapat melihat dan menemukan sisi lain yang lebih dalam terhadap suatu permasalahan yang mungkin tidak diketahui oleh orang lain. Mereka dengan mudah memberikan opini dan juga membangun relasi sehingga banyak dari golongan masyarakat yang percaya dengan para pemuda. 3. Moral force Penguatan moral adalah peran selanjutnya dari seorang pemuda,mereka adalah penguat moral bangsa oleh karna itu hendaknya seorang pemuda memiliki dasar nilai moral yang baik dan menjadi contoh teladan sehingga mampu memberikan dampak positif pada sekitar dan masyarakat 4. Guardian of Value Sebagai penjaga nilai,namun lebih dari itu pemuda juga harusnya mampu menyebarkan nilai nilai luhur apalagi yang selama ini diakui secara universal. Contohnya kejujuram,empati,keadilan dan tanggung jawab. 5. Iron stock Terakhir sebagai iron stock,sebagai penerus bangsa hendaknya pemuda memiliki kredibilitas yang mumpumi sebagai pemimpin bangsa di masa yang akan datang. Suatu bangsa yang besar akan bertahan karena ada pemuda yang menggerakkan perubahan dan melakukan kegiatan positif untuk kemajuan bangsanya. Jangan sampai pemuda malah terjebak dalam kegiatan yang tidak produktif yang justru akan menghancurkan masa depannya. Selain menjadi agen perubahan yang telah dijelaskan di awal, peran pemuda juga sebagai agen pembangunan dan modernisasi. Sebagai agen pembangunan, pemuda bisa turut berkontribusi dalam pembangunan, baik fisik maupun nonfisik dan sebagai agen modernisasi yang menjadi pelopor pembaharuan apapun di era teknologi yang serba canggih dengan membantu memperkenalkan teknologi dengan berbagai dampak di dalamnya sehingga tidak ada lagi penyalahgunaan teknologi.
1 Comment
PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu Negara yang bersifat demokratis yang mempunyai dan mengandung banyak elemen salah satunya yaitu masyarakat. Dalam upaya membangun bangsa dan Negara, peran masyarakatlah yang dalam hal ini adalah rakyat sangat penting guna membangun bangsa. Negara mengatur hak dan kewajiban semua warga negaranya guna melihat apakah hak dan kewajiban tersebut dapat di pertanggung jawabkan oleh masing – masing warga Negara tersebut atau tidak. Rakyat merupakan salah satu komponen terpenting dalam berdirinya sebuah Negara. Sebuah Negara mempunyai suatu Undang – undang atau peraturan yang mengatur tentang kewarganegaraan. Peraturan tersebut memuat tentang apa saja dan siapa saja yang dianggap sebagai warga Negara, dan Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai peraturan tersebut. Generasi Z merupakan generasi yang lahir dalam rentang tahun 1995 sampai dengan tahun 2010 masehi. Generasi Z yang terkenal dengan generasi internet ini mempunyai dan diyakini mampu untuk mengaplikasikan semua kegiatan dalam satu waktu denggunakan ponsel yang dalam hal ini adalah internet yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kepribadian mereka. Dilihat dari generasi ini, maka timbulah pemikiran dan sudah menjadi kewajiban setiap warga Negara untuk menjalankan kewajibannya sebagai warga Negara, terutama untuyuk generasi Z. Bela Negara merupakan langkah yang harus dilakukan oleh Generasi ini guna membangun negeri ditengah peradaban yang semakin canggih. Bukan hanya untuk generasi Z saja, namun kewajiban ini berlaku bagi setiap warga Negara untuk ikut serta dalam upaya bela Negara, guna memajukan negeri. Tujuan Penulisan
Manfaat Penulisan
2. Bagi masyarakat Mengajak masyarakat dan mengingatkan akan kewajibannya sebagai seorang warga Negara dalam upaya bela Negara. 3. Bagi pemerintah dalam bidang pertahanan dan keamanan Mengayomi dan memfokuskan serta menghimbau dan mengajak para Generasi Z dan masyarakat akan pentingnya bela Negara. Isi
Pengertian Bela Negara menurut beberapa para ahli, yaitu : .1. Purnomo Yusgiantoro , Menurut Purnomo Yusgiantoro, bela negara yaitu suatu perilaku atau sikap yang dilakukan oleh warga negara yangmana berhubungan dengan kecintaan terhadap negara tersebut dalam wujud melakukan segala hal yang dapat menjaga kelangsungan hidup bangsa. Perilaku tersebut bersifat konstan atau terus menerus atau tidak hanya dilakukan satu atau dua kali saja. 2. Sutarman, Pengertian bela negara adalah suatu usaha atau tindakan untuk membela negara dengan jalan fisik maupun non fisik. Jalan fisik memiliki contoh seperti ikut serta berperang dan memanggul senjata, dan lainnya. Sedangkan jalan non fisik contohnya seperti pengabdian diri berdasarkan profesi masing-masing warga negara. 3. Sunarso, Arti kata bela negara menurut Sunarso yaitu suatu upaya esensial yang dilakukan untuk membela kemerdakaan, kedaulatan, persatuan, dan kesatuan suatu bangsa, dan juga keutuhan wilayah dan yurisdiksi negara serta nilai-nilai pancasila dan UUD 1945 4. Chaidir Basrie, Makna bela negara menurut Chaidir Basrie yaitu sikap dan tekad serta tidakan suatu warga negara yang bersifat teratur, menyeluruh, terpadu, dan berlanjut, yangmana dilandaskan oleh kecintaan kepada tanah air dan kesadaran dalam berbangsa bernegara Indonesia serta kesaktian dan keyakinan terhadap Pancasila yang merupakan ideologi Negara Indonesia. Generasi Z adalah generasi penerus setelah generasi milenial. Menurut Pew Reseach, definisi dari generasi Z adalah orang yang lahir setelah 1997 yang tumbuh dengan teknologi, internet, dan media sosial. Lahir dan berkembang di era teknologi digital menjadikan generasi Z sebagai pecandu teknologi dan cenderung anti-sosial. Generasi Z didefinisikan pula sebagai generasi influencer yang merupakan penduduk asli dari era digital sejati saat ini. Sebab dari lahir hingga dewasa, generasi ini telah terpapar internet, jaringan sosial, dan sistem seluler. Perkembangan teknologi ini menghasilkan generasi hiper kognitif yang lebih nyaman mengumpulkan referensi silang dari banyak sumber informasi dan mengintegrasikan pengalaman virtual dengan kehidupan nyata. Kemajuan teknologi yang mengubah dunia, kini mempengaruhi generasi ke genrasi, salah satunya generasi Z. generasi yang merupakan pecandu teknologi dan selalu berkaitan dengan teknologi. Kemajuan dan karakteristik dari hal tersebut menjadi tantangan dalam upaya bela Negara terutama bagi generasi z yang mana kini menjadi nilai yanh harus ditumbuhkan pada generasi Z agar bisa cinta terhadap tanah air guna memajukan neger 1. Upaya bela Negara bagi generasi z Banyak upaya yang dilakukan dalam hal bela Negara. Terutama bagi genrasi Z dan masyarakat lainnya. upaya-upaya sadar dan terencana secara matang untuk menanamkan dalam diri warga negara landasan dan nilai-nilai bela negara sebagai berikut, yaitu :
Terdapat lima unsur penting dalam bela negara,terutama bagi generasi Z, yakni :
Langkah konkrit dalam mengaktualisasikan lima unsur tersebut, setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk melaksanakannya. Didalam Pasal 17 UU No. 20 Tahun 1982 dinyatakan bahwa hak dan kewajiban warga negara tidak dapat dihindarkan, kecuali menurut Undang-Undang (ayat 1), upaya bela negara merupakan kehormatan yang dilakukan oleh setiap warga negara secara adil dan merata. Pandangan di atas menunjukkan bahwa tidak satu warga negara pun boleh dihindarkan dari kewajiban ikut serta dalam pembelaan negara.Dalam Pasal 1 Ayat (3) dirumuskan bahwa upaya bela negara adalah kegiatan yang dilakukan setiap warga negara sebagai pemenuhan hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pertahanan keamanan. sendiri, tidak kenal menyerah terhadap berbagai ancaman yang sewaktu-waktu mengancam bangsa Indonesia.Terutama ancaman yang memecah persatuan dan kesatuan bangsa yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Pada dasarnya bela negara yang dicantumkan di dalam UUD 1945 secara psikologis merupakan wujud cinta tanah air yang berakar dari jiwa nasionalisme. Menurut Emerson, 20 nasionalisme merupakan kesadaran bernegara atau semangat bernegara, sedangkan Muler dan Bauer 21menekankan bahwa pengertian negara sebagai cermin totalitas, sementara bangsa adalah karakter kebersamaan yang timbul dari nasib yang sama 1. Landasan bela Negara Bagi generasi Z dan setiap warga Negara Indonesia, Bela Negara mengatur Ketentuan tentang hak dan kewajiban bela Negara bagi setiap warga Negara yang termuat dalam : a. Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 : 7 “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara” b. Pasal 30 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Dasar 1945 : “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan negara dan usaha pertahanan dan keamanan negara. Usaha pertahanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung” c. Pasal 68 Undang-Undang R.I. No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia : “Setiap warga negara wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara” d. Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang R.I. No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara :“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara “ e. Pasal 8 ayat (1) dan (2) Undang-Undang R.I. No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara : “warga negara juga dapat diwajibkan/secara sukarela menjadi anggota komponen cadangan dan anggota komponen pendukung, sebagai salah satu wujud bela Negara”.
b. Aspek Epistemologis. Istilah “epistemologi” berasal dari bahasa Yunani “episteme” yang berarti mendudukkan, menempatkan atau meletakkan sesuatu. Untuk menempatkaan sesuatu yang ada itu membutuhkan metode. Jadi, epistemologi merupakan metode untuk menempatkannya menjadi suatu kenyataan yang lebih jelas dan terukur. 1) Secara substansial, pendidikan kesadaran bela negara adalah sebuah metode, yang dapat menggugah penghayatan peserta didik dan berbuah kesadaran, sehingga mereka mampu mengembangkan potensi dirinya, baik intelektual, emosional maupun perilaku, untuk berperan serta dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa. 2) Penyampaian materi pendidikan kesadaran bela negara yang berbasis kompetensi menggunakan pendekatan konstruktifistik, yang berfokus pada peserta didik, dalam hal ini mahasiswa dengan metode antara lain : student active iearning, problem based learning, contextual learning, inquiry, cooperative learning dan lain-lain. c. Aspek Aksiologis. Aksiologi berbicara tentang manfaat dari “yang ada” itu untuk menghasilkan suatu tindakan. Dalam kontek pendidikan kesadaran bela negara, yang ada itu adalah negara dan nilai-nilai dasar bela negara yang diberikan melalui proses pendidikan kesadaran bela negara, Melalui berbagai substansi kajian diharapkan kedua hal itu mampu menumbuhkan kesadaran bela negara dalam diri mahasiwa dan tindakan konkret bela negara dalam rangka menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa. E. Pentingnya Pendidikan Bela Negara dan Nilai – Nilai Bela Negara bagi generasi Z. Tujuan Pendidikan Bela Negara. Pendidikan Bela Negara bertujuan : a) Agar peserta didik/mahasiswa mengerti dan mampu menjelaskan pengertian, spektrum, esensi dan makna bela negara serta nilai-nilai bela negara yakni : cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan benegara, yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara serta memiliki kemampuan awal bela negara. b) Agar peserta didik/mahasiswa mampu memahami dan menghayati nilai-nilai bela negara. c) Agar peserta didik/mahasiswa mampu bersikap dan berperilaku sesuai dengan nilainilai bela negara serta mengimplementasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai Bela Negara.
2. Sadar berbangsa dan bernegara. Bangsa adalah sekelompok manusia yang memiliki kesamaan asal keturunan, adat-istiadat, budaya, sejarah dan berpemerintahan sendiri. Sedangkan berbangsa adalah sekelompok manusia tersebut memiliki landasan etika, bermoral dan berakhlak mulia dalam bersikap mewujudkan makna social dan adil. Negara adalah suatu organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan serta keselamtan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut. Bernegara adalah sikap dari kelompok manusia yang mempunyai kepentingan yang sama dan menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta berproses dalam satu wilayah atau satu negara. Kesadaran dapat diartikan sebagai sikap perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri dengan dengan dilandasi suasana hati yang ikhlas/rela tanpa tekanan dari luar untuk bertindak yang pada umunya dalam upaya mewujudkan kebaikan yang berguna untuk diri sendiri dan lingkungannya. Berbangsa dan bernegara merupakan suatu konsep atau istilah yang seorang individu terikat dan atau menjadi satu bagian dari suatu bangsa (nation) dan negara (state). Jadi kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia mempunyai makna bahwa individu yang hidup dan terikat dalam kaidah dan naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia harus mempunyai sikap dan perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri yang dilandasi keikhlasan/kerelaan bertindak demi kebaikan bangsa dan negara Indonesia. Bagaimana kesadaran berbangsa dan bernegara rakyat Indonesia ? Apakah masih kuat atau cenderung lemah? Bila melemah apa gejalanya dan penyebabnya ? Gejala melemahnya kesadaran berbangsa dan bernegara antara lain dapat kita lihat dari perilaku individu sebagai rakyat maupun pejabat yang masih menunjukkan tindakan-tindakan yang melanggar kaidah hukum, seperti mafia hukum, pencemaran lingkungan, tindakan kriminalitas, pembalakan liar, lebih mementingkan diri dan kelompok, korupsi, bersikap kedaerahan yang berlebihan, anarkis, penggunaan narkoba, kurang menghargai karya bangsa sendiri, mendewakan produk bangsa lain dan masih banyak lagi perilaku yang memperlemah kesadaran berbangsa dan bernegara. Merosotnya kesadaran berbangsa dan bernegara secara umum diakibatkan oleh empat penyebab yang sekaligus merupakan tantangan kedepan, yaitu : 1) Globalisasi yang didukung dengan perkembangan teknologi informasi dan transportasi, membuat antara bangsa dan negara seolah-olah tidak ada batas lagi (borderless), bahkan seolah-olah kita menjadi warga dunia sehingga identitas sebagai 21 bangsa mandiri dan memiliki karakteristik tersendiri menjadi lebur dengan bangsa lain yang juga hilang identitasnya. Akibatnya tumbuh dan muncul budaya dunia/global. Identitas sebagai bangsa semakin tidak jelas. Kedaulatan semakin menjadi mitos. Ketergantungan antar negara semakin tinggi. 2) Kepicikan perasaan kedaerahan semakin menebal. Otonomi daerah telah merangsang nafsu putra-putri daerah untuk menguasai tempat basah. Posisi politis strategis dimanfaatkan untuk memperkaya diri dan keluarga serta membangun “kerajaan” atau “trah” atau “dinasti” baru. Mereka kehilangan wawasan dan solidaritas bangsa dan tanggung jawab untuk kepentingan ksejahteraan rakyat. 3) Budaya konsumisme dan hedenostik memunculkan gaya hidup (live style) mewah. Konsumisme adalah sikap ketagihan para konsumen terhadap produk kapitalis. Kapitalis tidak hanya memproduksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, tapi juga menciptakan kebutuhan-kebutuhan baru untuk kepuasan masyarakat. Dengan gaya hidup mewah sudah tidak memperhatikan lagi azas manfaat tapi cenderung mengikuti trend gaya hidup konsumtif hedonis. Dampaknya kurang menghargai produk lokal yang dipandang kurang memberikan prestise gaya hidup modern yang diartikan salah. 4) Munculnya ideologi-ideologi totaliter yang meng-klaim memiliki kebenaran yang mutlak serta menuntut ketaatan tanpa reserve. Ideologi komunisme dan naziisme merupakan ideologi totaliter yang dikelompokkan sebagai ideologi ekstrim kiri. Sedangkan ideologi religius fundamentalis dikelompokkan sebagai ideologi totaliter ekstrim kanan. Keduanya dapat mengancam kesadaran terhadap berbangsa dan bernegara. Ada kesan bahwa dengan harga mati Pancasila sebagai ideologi yang tidak perlu dipermasalahkan lagi, seolah-olah Pancasila tidak perlu dipermasalahkan lagi, toh masyarakat sudah menerima. Kita dan pemerintah lupa bahwa generasi selalu berganti. Oleh karena itu harus terus-menerus diberikan pendidikan politik bagi generasi baru demi kelanggengan dan kesinambungan NKRI. Disamping gejala dan penyebab memudarnya rasa kesadaran berbangsa dan bernegara, ada beberapa faktor penghambat yaitu :
Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, diperlukan adanya faktor-faktor pendukung yang harus terus-menerus diupayakan,untuk terciptanya rasa kesadaran berbangsa dan bernegara, yaitu : a) Tingkat ke-amanahan dan keteladanan seorang pejabat/pemimpin. Apabila pejabat/pemimpin amanah dalam menjalankan serta memberikan teladan yang baik, tentu semua oknum akan berlaku jujur dalam menjalankan tugas dan masyarakat akan mengikuti hal-hal yang baik tersebut. b) Pemerataan kesejahteraan. Dengan adanya pemerataan kesejahteraan maka setiap warga akan merasakan adanya aturan yang sama dan perlakuan yang sama sebagai warga negara. (Ingat salah satu tujuan nasional yang diamanatkan dalam alinea ke empat Pembukaan UUD 1945 : ….memajukan kesejahteraan umum…..) c) Keadilan dalam memberikan hak dan kewajiban sesama warga negara. Beberapa hak dan kewajiban setiap warga negara telah diamanatkan dalam konstitusi kita (UUD 1945). Sebaliknya kewajiban pemerintah belum sepenuhnya menyentuh atau menjawab apa yang menjadi hak warga negara. Misalnya, pasal 31 ayat (1) UUD 1945 mengamanatkan setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, namun kita masih melihat masih banyak warga negara yang belum mendapatkan pendidikan yang layak. d) Kepercayaan kepada wakil rakyat dan pemerintah. Dengan memberikan kepercayaan kepada pemerintah akan tumbuh rasa bangga bahwasanya mempunyai negara yang dapat dibanggakan. Serta wakil rakyat –pun akan senang hati menjalankan amanah yang diberikan warga negara/rakyat. e) Tegasnya peraturan dan perundangan. Republik Indonesia adalah negara hukum dengan tiga prinsip dasar yang harus dipatuhi segenap warga dan pejabat. (supremasi hukum di atas segala-galanya, kesetaraan di depan hukum, penegakkan hukum tanpa melanggar hukum). Dengan hukum dan aturan yang tegas akan menumbuhkan rasa percaya dan bangga terhadap negara. f) Rasa memiliki, bangga serta menyadari berbangsa dan bernegara yang satu Indonesia. (ingat Sumpah Pemuda ) g) Mengetahui lebih banyak hal-hal yang positif serta. Dengan menjalankan bebrapa upaya tersebut, maka jelas sudah betapa pentingnya dan perlunya bela Negara untuk dilakukan, dan betapa pentingnya peran dan keikut sertaan bagi generasi Z sebagai generasi penerus bangsa untuk memajukan dan menjaga pertahanan dan keamanan Negara. Kesimpulan Bela Negara merupakan hak dan kewajiban warga negara sesuai dengan tuntunan UUD 1945. Bela Negara adalah salah satu sistem pertahanan rakyat semesta yang perlu dilakukan untuk dapat mengantisipasi segala macam ancaman yang kompleks dan multidimensional dalam usaha menghadapi ancaman saat ini dan ancaman di masa depan yang tentu akan berkembang sesuai dengan perkembangan jaman. Bela negara yaitu suatu perilaku atau sikap yang dilakukan oleh warga negara yangmana berhubungan dengan kecintaan terhadap negara tersebut dalam wujud melakukan segala hal yang dapat menjaga kelangsungan hidup bangsa. Perilaku tersebut bersifat konstan atau terus menerus atau tidak hanya dilakukan satu atau dua kali saja. Kemajuan teknologi yang mengubah dunia, kini mempengaruhi generasi ke genrasi, salah satunya generasi Z. generasi yang merupakan pecandu teknologi dan selalu berkaitan dengan teknologi. Kemajuan dan karakteristik dari hal tersebut menjadi tantangan dalam upaya bela Negara terutama bagi generasi z yang mana kini menjadi nilai yanh harus ditumbuhkan pada generasi Z agar bisa cinta terhadap tanah air guna memajukan negeri. Adanya landasan yang mengatur akan kewajiban bela Negara bagi setiap warga Negara tanpa terkecuali dan termasuk generasi Z seperti yang di atur dalam Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 : 7 “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Dari landasan ini maka jelas bahwasnya setiap warga Negara berhak ikut serta dalam bela Negara. Dengan menumbuhkan semangat akan cinta terhadap tanah air, serta sadar berbangsa dan bernegara, dan yakin akan Pancasila sebagai ideologi Negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara Indonesia serta memiliki kemampuan awal bela Negara merupakan hal yang harus ditumbuhkan dalam generasi Z agar bisa menjalankan kewajiban sebagai warga Negara guna memajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. MERDEKA. Daftar Rujukan Buku : Abidin,Zainal.2014.Buku Ajar Pendidikan Bela Negara. Surabaya : Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Jurnal : Berantas, Sugeng. 2014. “Strategic Defence Review (SDR) : Membangun Pertahanan yang Melampaui Kekuatan Pertahanan Minimal (Minimum Essential Force-MEF). Majalah Satria. Badiklat. Vol. 10, No. 2. April - Juni 2014 Sumawijaya.2015.”Upaya Bela Negara Melalui Pendidikan sejarah : the efferts of defending the state through historical education. IPDN dan Ditajenad. Jurnal Pertahanan Desember 2015, Volume 5, Nomor 3 Website : https://belajargiat.id/bela-negara-indonesia/#:~:text=Bela%20Negara%20Menurut%20Ahli,- ` Selain%20beberapa%20pengertian&text=Menurut%20Purnomi%20Yusgiantoro%2C%2 0bela%20negara,dapat%20menjaga%20kelangsungan%20hidup%20bangsa. Masalah perburuan paus di era modern ini merupakan salah satu masalah penting yang berkaitan dengan isu lingkungan karena mengancam eksistensi mamalia laut tersebut. Pasalnya, kegiatan berburu paus secara terus menurus berakibat pada depopulasi paus, sehingga membuatnya masuk dalam status terancam punah. Perburuan paus ini juga kadang tidak dilakukan secara illegal atau sembunyi - sembunyi, melainkan didukung oleh pemerintah suatu negara. Misalnya, baru – baru ini Jepang sempat dikecam oleh dunia internasional karena melegalkan kembali perburuan paus di negaranya yang sempat dihentikan sejak tahun 80an. Saat ini hanya tersisa sekitar 75.000 jenis paus yang ada dimuka bumi, sedangkan data dari International Whaling Commission (IWC) menunjukan bahwa lebih dari 1000 paus dibunuh setiap tahun dengan berbagai macam kepentingan. Di Indonesia sendiri, tradisi perburuan paus juga dilakukan oleh masyarakat Desa Lamelera dan hal ini tentu menimbulkan suatu pertanyaan, apakah perlu pelarangan perburuan paus di negara kita? Esensi berburu paus di Lamalera Perburuan paus di Lamalera telah berlangsung selama ratusan tahun seperti yang dilakukan oleh Jepang atau Norwegia dan Islandia. Namun berbeda dengan negara – negara tersebut yang membunuh paus untuk kepentingan komersial semata, penduduk Lamalera memiliki alasan yang lebih mendasar dalam berburu paus, yakni untuk bertahan hidup. Dalam pelaksanaannya, tidak semua jenis paus menjadi target perburuan melainkan hanya paus sperma (Physeter macrochepalus) yang bermigrasi dari Australia ke daerah panas melintasi laut Flores untuk mencari makan dan berkembang biak. Hasil berburu paus ini biasanya akan di bagi ke seluruh warga desa secara merata dan dagingnya bisa dijadikan sebagai stok makanan selama beberapa bulan ke depan. Selain itu, kelebihan dagingnya juga akan dibarter dengan barang – barang pokok lainnya di pasar – pasar tradisional. Bagian bagian lainnya seperti minyak paus diolah oleh penduduk sekitar sebagai bahan bakar lampu buat pelita di malam hari, atau tulang tulangnya dimanfaatkan menjadi aksesoris seperti gelang , kalung, cincin, dan lain lain untuk menjadi cenderamata. Ekobudaya dan kearifan lokal Terdapat alasan mengapa masyarakat lamelera selektif dalam melakukan perburuan. Yang pertama, paus biru (Balaenoptera musculus) sangat dilarang untuk diburu karena terdapat sebuah legenda yang mengatakan bahwa hewan itu pernah menolong sebuah keluarga di desa tersebut, sehingga sampai sekarang mereka masih meyakini bahwa paus biru merupakan bagian dari mereka. Yang kedua, paus sperma yang diburu bukanlah yang sedang dalam masa kehamilan, atau paus yang masih muda, melainkan yang sudah dewasa. Dan yang terakhir, paus yang ditangkap hanya berjumlah satu atau dua ekor, tergantung dari kebutuhan atau jumlah penduduk yang ada di desa tersebut. Masyarakat Lamalera percaya bahwa jika mereka melanggar aturan – aturan ini, maka bencana akan menimpa desa mereka. Menentukan jenis, ukuran, dan kondisi paus yang akan diburu di laut terbuka bukanlah suatu hal yang mudah. Untuk itu, masyarakat Lamalera secara adat memilih lamafa, seseorang yang menjadi juru tombak paus. Dalam berburu, si lamafa akan berada di laut dan melihat serta menentukan secara cermat apakah paus tersebut layak diburu atau tidak, lalu memimpin perburuan. Karena ini merupakan tanggung jawab yang besar, maka seorang lamafa yang dipilih biasanya tangguh, berwibawa, sopan, dan pemberani karena nasib desa bergantung pada kemampuannya. Mekanisme perburuan dan keterkaitan dengan ekosistem Perburuan paus di desa Lamalera tergolong ramah lingkungan, namun terbilang cukup berani dan menantang. Pasalnya, senjata yang digunakan untuk berburu hanyalah menggunakan tempuling, sebuah tombak kayu sepanjang empat meter dengan dan mata tombak berupa baja. Selain itu, jenis perahu yang digunakan adalah perahu tradisional kecil tanpa mesin yang disebut peledang, yang hanya bisa menampung 9 – 15 orang pria dewasa. Ketika berlayar untuk berburu, sang pemegang tombak (lamafa) berdiri di ujung peledang dan akan melompat menyerang paus dengan tombak kearah kepalanya. Setelahnya, para pemburu lainnya juga akan membantu menjatuhkan paus dengan tombak dan tali. Kemudian di akhir perburuan, hewan tersebut akan dibopong ke darat dan akan dipergunakan untuk berbagai keperluan. Lamafa berburu paus (Sumber: https://www.beritasatu.com/) Jika ditinjau pengaruhnya terhadap ekosistem, maka hal ini tergolong ramah lingkungan karena masih menggunakan peralatan tradisional yang tidak berdampak banyak ke sekitarnya. Kemudian, dengan pelaksanaan perburuan yang hanya dilakukan pada musim panas atau migrasi paus pada bulan Mei sampai November, serta dengan jumlah perburuan yang sedikit untuk keperluan desa dalam setahun tidaklah membuat keseimbangan ekosistem terganggu. Lain ceritanya jika ritual ini dilakukan untuk kepentingan jual beli secara besar - besaran atau hanya sekadar digunakan sebagai sarana hiburan semata. Dimana kaki kita harus berdiri? Mendengar kegiatan perburuan hewan tentu mengganggu psikologis kemanusiaan kita. Namun, hal ini merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh masyarakat Lamalera untuk bertahan hidup selama 500 tahun terakhir karena mereka tidak memiliki lahan yang subur untuk bercocok tanam. Di lain pihak, aktivitas yang dibuka dengan ritual dan doa merupakan bentuk penghargaan masyarakat Lamera kepada hewan dan alam, karena mereka percaya bahwa alam (laut) selalu menyediakan bagi mereka sehingga mereka tidak mengambil secara rakus sesuatu dari alam. Oleh alasan tersebut, tentulah tidak berlebihan jika kita menganggap bahwa perburuan paus ini merupakan bagian dari khazanah budaya bangsa. Dan mungkin, batas tipis perbedaan antara perburuan paus di Indonesia dengan negara negara lain di dunia hanya terletak pada satu istilah: “cukup”. Walaupun demikian, jumlah penurunan jumlah paus setiap tahun akibat perburuan secara liar dan/ masif ini adalah nyata adanya. Sebanyak 503 ekor paus dibunuh di Norwegia pada tahun 2020, diikuti oleh Jepang (2019) dan Islandia (2018) sebanyak 331 ekor dan 146 ekor secara berurutan . Perburuan dalam skala besar ini tujuannya adalah untuk diperdagangkan dan sejauh ini PBB, ICW, Greenpeace, badan organisasi dunia lainnya terus menerus bekerja sama untuk melindungi paus dengan membuat moratorium perburuan paus, kampanye, dan membangun balai konservasi. Selain perburuan, faktor lain yang sangat berpengaruh pada keberlangsungan hidup paus adalah keberadaan sampah plastik di laut. Dalam beberapa tahun terakhir, negara kita sendiri sudah menemukan beberapa paus yang mati terdampar dengan kondisi banyak sampah di perut mereka, sebagai akibat dari kelalaian kita yang masih belum paham tentang pentingnya pengelolaan sampah secara bijak. Padahal dalam relung ekologi, paus mengambil beberapa peran vital untuk menyehatkan lingkungan air sekitarnya, juga secara pasif melawan pemanasan global, menjaga persediaan ikan di laut, serta secara tidak langsung berperan dalam penyediaan oksigen dengan membawa nutrient bagi fitoplanton. Dengan demikian disinilah tugas kita untuk melindungi mereka dengan tidak membuang sampah sembarangan apalagi jika pemukiman kita memiliki laut. Supaya sampah dan limbah tersebut tidak terbawa ke laut, dikonsumsi oleh biota laut, termasuk paus dan membahayakan mereka. Mari kita bersama – sama menjaga keseimbangan alam, budaya, lingkungan, dan juga kehidupan sosial yang ada agar tercipta keharmonisan di setiap tingkat kehidupan. Referensi: https://akurat.co/uniknya-tradisi-perburuan-paus-di-desa-lamalera-ntt https://daerah.sindonews.com/berita/1428464/174/tradisi-perburuan-paus-di-lembata https://uk.whales.org/2020/10/27/why-we-need-to-expose-the-lies-and-stop-norwegian-whaling/ https://news.mongabay.com/2020/04/iceland-wont-be-killing-any-whales-this-year/ https://www.worldwildlife.org/species/whale Sejak tahun 2020 tepatnya pada Maret dimana kasus Covid 19 di Indonesia mengalami kenaikan drastis. Pemerintah mengambil langkah pencegahan skala besar dengan membuat berbagai kebijakan yang tentunya mempengaruhi banyak aspek kehidupan. Salah satunya adalah bekerja dan belajar dari rumah atau WFH. Perubahan sistem pembelajaran yang semuanya dilakukan secara daring membuat para siswa bahkan tenaga pendidik harus kembali beradaptasi dan sistem baru yang semuanya serba online.
Akibatnya banyak dari para siswa kehilangan semangat belajar atau berkompetisi serta mendapatkan kesulitan yang juga di pengaruhi oleh banyak faktor di antaranya ekonomi yang mengalami penurunan selama pandemi serta sarana prasarana belajar online yang tidak memadai. Menurut data terakhir yang dirilis oleh UNESCO pada Desember 2020 di Indonesia terdapat bahwa 938 anak di Indonesia putus sekolah akibat pandemi COVID 19. Bahkan sebanyak 75% tidak bisa melanjutkan sekolah. Angka ini tentu saja meningkat selama setahun terakhir yang tentunya sangat mempribatinkan, pasalnya angka putus sekolah ini dibarengi dengan kenaikan angka pernikahan dini di Indonesia yang juga meningkat. Banyak di antara para pelajaran yang putus sekolah memilih untuk bekerja dan tidak melanjutkan pendidikan dengan alasan ekonomi dan faktor lain seperti kurangnya perhatian orang tua untuk dapat mengontrol pergaulan anak sehingga banyak dari mereka terjerumus dalam pergaulan bebas. Menurut Puan Maharani selaku Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Kementrian Pendidikan,Kebudayaan,Riset dan Teknologi bahwa lebih mencermati kenaikan angka putus sekolah tersebut. Selain itu Puan Maharani menambahkan bahwa perlu adanya pembenahan infrastruktur agar pembelajaran jarak jauh bisa merata dan dapat dirasakan oleh seluruh pelajar di Indonesia.. Kementrian Pendidikan,kebudayaan,Riset dan Teknologi dalam upaya mendukung berjalannya proses pembelajaran daring memberikan bantuan kepada para pelajar seperti pemberian kuota belajar secara berkala. Selain itu banyak peogram beasiswa yang dirancang oleh KEMENDIBUD untuk pelajar di antaranya peogram PIP, pemberian BOS dengan indeks majemuk dan masih banyak lagi. here to edit. Manusia adalah mahluk sosial, dimana antara yang satu dengan lainnya terjalin suatu keterikatan dan saling membutuhkan. Interaksi dengan sesama menjadi hal yang tidak dapat dihindari dan komunikasi menjadi poin utama untuk menyampaikan pesan dari masing-masing pihak. Komunikasi bukan hanya sekedar bagaimana pesan tersampaikan tetapi juga kesan yang didapat oleh komunikan. Bagaimana pesan tersampaikan dengan tepat dan respon komunikan sebagaimana yang diharapkan oleh komunikator, menjadi titik penting dalam berkomunikasi.
Saat ini publik harus beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan yang terjadi, terutama dalam berkomunikasi. Adaptasi dalam berkomunikasi manusia sebagai invidu maupun identitasnya sebagai organisasi sangat dirasakan betul tantangannya di era saat ini yang sering disebut oleh kebanyakan orang sebagai era 'new normal'. Perangkat digital digunakan untuk menunjang komunikasi secara virtual, namun ada sejumlah hambatan yang muncul akibat proses penyesuaian dengan teknologi. Maka dari itu, agar dapat menghasilkan output optimal yang efektif sekaligus efisien pada situasi new normal ini dibutuhkan kemampuan dalam menggunakan teknologi komunikasi dan juga pemahaman komunikasi yang efektif. Masifnya dampak pandemi Covid-19 mampu meluluh lantakan kehidupan normal masyarakat Indonesia. Hal ini tentu menggerus energi, emosi, ide seseorang dan merubah struktur, rencana, narasi serta rutinitas sosial yang ada. Mengatasi pandemi ini bukanlah suatu hal yang mudah, diperlukan sinergi dan kolaborasi yang kuat antara pemerintah dengan masyarakat. Keduanya perlu menjalankan perannya masing-masing sebaik mungkin. Satu tahun telah berlalu, berbagai upaya pemerintah dan elemen masyarakat pun telah banyak dilakukan guna mengantisipasi dan mencari solusi dari pandemi Covid-19. Salah satu kebijakan yang sebelumnya dilakukan adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai wilayah di Indonesia. Kebijakan ini pada akhirnya membawa masyarakat pada situasi "new normal" dimana mereka dituntut untuk dapat beraktivitas seperti biasa dengan menyesuaikan peraturan yang ada (Mashabi, 2020). Saat ini karakteristik kondisi kehidupan new normal masyarakat Indonesia berfokus pada stay at home lifestyle, back to the bottom of the pyramid, go virtual and emphathic society (Irawati, 2020). Aktivitas seperti meeting, online interview, pembelajaran jarak jauh, dan lainnya yang dilakukan via daring guna memenuhi kebutuhan pun mulai menjadi sesuatu yang umum dilakukan. Hal ini menunjukan bahwa telah terjadi perubahan yang sangat besar dalam aktivitas sehari-hari khususnya komunikasi yang terjadi di masyarakat. New normal bukanlah sebuah momok yang perlu ditakutkan, melainkan harus dilihat sebagai sebuah peluang. Perlu diingat bahwa jauh sebelum ditemukannya internet, Aristoteles adalah orator ulung yang mampu menyampaikan pesannya dengan efektif. Aristoteles sejatinya paham bahwa tujuan utama yang ingin dicapai saat berkomunikasi adalah mereka ingin orang lain paham dengan apa yang disampaikannya. Maka dari itu, agar dapat menyampaikan pesan dengan efektif pada situasi new normal ini dibutuhkan kemampuan dalam menggunakan teknologi komunikasi, digital self-branding, dan juga pemahaman komunikasi yang back to the basic. Kemampuan menggunakan teknologi komunikasi menjadi sesuatu yang penting di era new normal. Pasalnya tetap terkoneksi dengan orang lain telah menjadi kebutuhan utama saat ini. Terpisahkan oleh jarak yang jauh dan perbedaan waktu dalam berkomunikasi dapat diatasi dengan memanfaatkan aplikasi dan media sosial yang ada. Aplikasi yang saat ini banyak digunakan ialah Zoom dan Google Meet. Pasalnya kedua aplikasi ini mampu menghubungkan puluhan hingga ratusan orang sekaligus dalam conference call dan juga video conference. Sementara itu, tools yang banyak digunakan untuk pekerjaan tim ialah Google Drive, dimana di dalamnya terdapat Google Docs, Google Slides, dan Spreadsheet. Media sosial sekarang ini juga tak hanya digunakan oleh individu tetapi juga perusahaanperusahaan besar. Bahkan akhir-akhir ini banyak sekali pengguna Instagram yang melakukan Live Instagram khususnya di sore hari. Hal ini menunjukan bahwa berkomunikasi tidak hanya menjadi kebutuhan individu di masa pandemi ini tetapi telah menjadi kebutuhan perusahaan untuk terus terhubung dengan konsumennya. Pihak-pihak tersebut menyadari bahwa dengan memanfaatkan fitur-fitur yang ada, mereka dapat dianggap eksis, up-to-date dan peduli di masa new normal ini.Maka tidak heran bila dalam beberapa hari kedepan masyarakat Indonesia dapat menyaksikan tayangan dokumenter di salah satu stasiun televisi Indonesia. Pasalnya hal ini merupakan buah manis dari bentuk kerjasama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Netflix yang diresmikan bulan Januari 2020 lalu (Damar, 2020). Usut punya usut, langkah ini diambil guna mengganti waktu belajar di sekolah yang hilang sekaligus menarik minat belajar peserta didik dengan cara yang menyenangkan (Sugihartono, 2020). Netflix sendiri merupakan aplikasi online streaming asal California yang menyajikan film dari berbagai genre. Melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan interaksi yang rutin dilakukan, kepercayaan orang-orang disekitar pun dapat terbangun. Sebab untuk mencapai tujuan dari komunikasi jarak jauh, sering dibutuhkan beberapa pengorbanan. Pengorbanan yang dimaksud adalah upaya untuk meluangkan waktu dan secara rutin menjalin komunikasi melalui platform komunikasi daring dan media sosial.Penguasaan teknologi komunikasi yang baik juga dapat meningkatkan peluang individu dan kelompok untuk menjangkau pihak-pihak yang dituju. Melalui teknologi ini pula setiap pihak dapat meningkatkan upaya untuk membantu sesama secara online dengan cara yang menarik. Online services pun dianggap lebih mudah dan efisien.Terbatasnya kegiatan tatap muka di masa new normal telah meningkatkan urgensi dari pentingnya membangun digital selfbranding. Digital self-branding ini utamanya dibutuhkan bagi mereka yang saat ini tengah aktif dalam mencari pekerjaan dan pengalaman sebab para rekruter perusahaan dan organisasi saat ini banyak melakukan seleksi pegawai lewat internet dan media sosial. Seperti platform LinkedIn yang saat ini mengalami lonjakan tajam penggunanya dan kebanyakan dari mereka sedang mencari pekerjaan di masa pandemi ini (Wijaya, 2020). Effective Communication Strategy 1. Selalu Menghargai Pendapat Karena setiap manusia memiliki keunikan karakternya masing-masing, maka perbedaan akan selalu menjadi keniscayaan.Berbeda pendapat atau cara pandang adalah hal yang lumrah dan bisa terjadi di mana saja, termasuk di dalam lingkungan perusahaan. Yang penting adalah bagaimana agar perbedaan tersebut tidak menimbulkan konflik atau perselisihan.Caranya adalah dengan saling menghargai. Dengan menghargai sesuatu yang berbeda, maka akan timbul suatu sikap toleransi.Dengan adanya sikap toleransi ini, maka akan semakin mudah untuk dilakukannya musyawarah. Jika ada perbedaan pendapat atau cara pandang di dalam sebuah tim kerja, maka dengan musyawarah, perusahaan dapat mencari jalan tengah atau hal yang lebih win-win solution.Dengan sikap toleransi ini pula, setiap anggota tim dapat memberi dan menerima masukan atau kritik dengan terbuka.Memang, tidak semua pendapat atau hal yang berbeda itu dapat diakomodir. Tapi jika dikomunikasikan dengan baik, maka akan didapatkan jalan tengah yang disepakati oleh semua pihak.Dengan begitu, perselisihan atau konflik dapat dihindari. 2. Memberikan Feedback Feedback atau umpan balik ini adalah respon yang diberikan ketika ada pihak lain yang mengajak untuk berkomunikasi. Ketika kita tidak memberikan respon saat ada orang lain yang mengajak berkomunikasi, maka kita bisa dianggap tidak peduli kepadanya.Hal ini tentu akan menimbulkan sikap curiga dan ini sangat tidak sesuai dengan konsep komunikasi efektif.Umpan balik atau feedback ini adalah salah satu komponen penting dalam komunikasi efektif.Tanpa feedback, maka sudah pasti sebuah proses komunikasi tidak berjalan dengan baik. 3. Berbicara Langsung Teknologi yang ada sekarang ini memang memudahkan kita untuk berkomunikasi dengan orang lain, tanpa perlu bertemu langsung dengannya.Hal ini dapat memudahkan kita dalam bekerja.Tapi, ada kalanya kita sebaiknya berbicara langsung dengan yang bersangkutan secara tatap muka (face to face).Berbicara langsung adalah bentuk komunikasi yang sangat minim risiko salah paham, karena kita bisa langsung bertanya kepadanya jika ada sesuatu yang tidak dimengerti.Sebaliknya, jika berbicara melalui perantara, maka kemungkinan salah persepsi menjadi lebih besar. 4. Sinkron Sinkron di sini maksudnya adalah menyesuaikan antara perkataan dan perbuatan. Apalagi ketika berada di posisi sebagai atasan atau pemimpin tim kerja.Kesesuaian antara tindakan dan ucapan sekaligus dapat menunjukkan integritas seseorang.Misalnya, ketika kita berbicara kepada anggota tim untuk selalu berdisiplin dengan waktu, maka kita juga harus melakukannya.Tunjukkan kepada anggota tim bahwa kita berdisiplin dengan waktu, antara lain dengan ketepatan waktu menyelesaikan deadline pekerjaan.Dengan begitu, anggota tim dapat lebih mempercayai kita dan mereka juga akan segan jika tidak melakukan hal yang sama. 5. Selalu Update Di dalam lingkungan perusahaan biasanya muncul informasi-informasi baru. Dengan membiasakan diri untuk selalu update dengan hal-hal baru yang terjadi di lingkungan perusahaan, maka kita juga dapat berpikir cepat untuk segera menyesuaikan diri.Jika sampai terlambat mengetahui hal-hal baru yang muncul di perusahaan, maka kita juga bisa terlambat meresponnya dan itu bisa berakibat tidak baik bagi kinerja kita sendiri. Untuk itu, beberapa hal kecil dapat dilakukan, agar kita benar-benar bisa mewujudkan komunikasi efektif di lingkungan kerja, seperti: • Selalu Bersahabat Dengan Semua Orang Maksudnya bukan sok kenal sok dekat dengan siapa saja, tapi lebih pada selalu bersikap positif kepada siapa saja.Sikap positif itu bisa ditunjukkan dengan selalu bersikap ramah kepada siapa saja, baik atasan, rekan kerja, maupun bawahan.Ketika melihat ada yang membutuhkan bantuan, maka kita perlu dengan sigap menunjukkan bahwa kita peduli dan siap memberikan bantuan. •Selalu Siap Siap di sini adalah siap untuk diajak berbicara dan bekerja sama. Ketika bos tiba-tiba memberikan tugas, maka tunjukkan sikap bahwa kita siap menerimanya.Di perjalanannya mungkin kita akan banyak bertanya, tapi tunjukkan dulu sikap siap untuk mengerjakannya.Dengan bersikap selalu siap ini, maka suasana kerja juga akan semakin menyenangkan. • Mau Mendengarkan Komunikasi adalah proses dua arah. Jadi, bukan melulu hanya berbicara, tapi juga mendengarkan. Dengan menjadi pendengar yang baik, maka jika juga menjalankan komunikasi yang efektif.Menjadi pendengar yang baik berarti juga bahwa seseorang itu menerima pesan dengan baik dan siap untuk menjalankannya.Kemampuan untuk mendengarkan berarti juga kita dapat mengerti, baik mengerti pesan yang diterima, maupun mengerti orang lain dengan lebih baik.Ketika ada yang menghadapi masalah, maka bisa segera dibantu dicarikan jalan keluar. Jika seseorang dapat lebih mengerti, maka dia akan dapat berkomunikasi dengan lebih baik.Artinya, komunikasi efektif dapat tercapai jika setiap orang mau menjadi pendengar yang baik bagi rekanrekannya. • Mmenyampaikan Pesan Dengan Jelas Setiap kali berbicara, maka katakanlah dengan jelas, dengan kata-kata yang ringkas dan mudah dipahami oleh orang lain. Pesan harus disampaikan dengan lugas, tidak bertele-tele. Gunakan bahasa atau kata-kata yang sesuai dengan orang-orang yang akan menerima pesan tersebut.Pesan yang disampaikan dengan baik dapat membuat orang lain lebih mudah memahami sehingga memberikan feedback yang diinginkan oleh si penyampai pesan. • Perhatikan Bahasa Tubuh Kadang-kadang, bahasa tubuh lebih jujur daripada bahasa verbal. Maka, ketika menyampaikan sebuah pesan, usahakan agar bahasa tubuh kita tidak bertentangan dengan pesan yang disampaikan. Misalnya, ketika kita menyampaikan bahwa kinerja anggota tim sudah memuaskan, katakan juga dengan bahasa tubuh yang sama, misalnya dengan memberikan pandangan memuji. • Open Mind Kadang-kadang, feedback yang kita terima tidak sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu, kita harus siap. Jika kita siap dengan segala kemungkinan, maka kita dapat lebih cepat untuk memikirkan langkah berikutnya. Untuk itu, kita juga harus berpikiran terbuka, sehingga kita bisa memahami semua feedback yang muncul, meskipun itu kurang menyenangkan.Pikiran terbuka juga dibutuhkan ketika kita menerima pesan dari orang lain. Dengan pikiran yang terbuka, maka kita tidak akan berprasangka dan dapat menerima pesan dengan lebih baik.Komunikasi efektif memang bukan perkara mudah, tapi bukan berarti juga tidak bisa dilakukan dengan baik. Salah satu cara untuk bisa mendapatkan ilmu mengenai komunikasi efektif adalah dengan mengikuti training atau pelatihan. "Komunikasi elektrik tidak akan pernah menjadi pengganti wajah seseorang, yang dengan jiwanya mendorong orang lain untuk berani dan jujur." Sumber : https://www.kompasiana.com/perhumasmuda/5f17c806097f3647a051c0f2/menjawab-tantangankomunikasi-efektif-di-era-new-normal?page=all#section1 A. Motivasi dan Sejarah Singkat Komunitas Indonesian Event Indonesia saat ini sudah memasuki masa bonus demografi, yaitu akan banyak di dominasi usia produktif yang kemudian akan banyak dilakukan oleh pemuda. Indonesia tentu harus bergerak untuk memanfaatkan bonus demografi ini dengan sebaik-baiknya. Ketersediaan sumber daya manusia produktif, harus diimbangi dengan peningkatan pendidikan yang berkualitas dan keterampilan yang berkaitan erat dengan keterbukaan tenaga kerja dan penyediaan lapangan pekerjaan. Pada bidang pendidikan tentu yang diperlukan ialah stategi melalui peningkatan akses/jaringan, kualitas dan relevansi serta pengembangan pendidikan vokasi/kejuruan untuk meningkatkan inovasi dan kreativitas. Selain meningkatkan kualitas pendidikan, yang perlu juga menjadi pusat fokus dari bonus demografi ialah menyediakan kesiapan tenaga kerja dengan menyelenggarakan berbagai bentuk pelatihan-pelatihan kepemudaan dan kewirausahaan guna memberikan kesiapan menghadapi dunia kerja serta mempercepat sertifikasi pekerja. Tentu untuk mewujudkan hal tersebut ialah membangun kemitraan kerja sama antara pemerintah pusat ataupun daerah, perusahaan-perusahaan agar meningkatkan kualitas tenaga kerja dan memperkuat daya saing tenaga kerja dalam memasuki pasar tenaga kerja global. Memasuki bonus demografi di tahun 2020 sampai tahun 2045, Indonesia akan memiliki anak-anak muda yang dikategorikan sebagai millenials, sehingga kualitas pendidikan di Indonesia baik buruknya sangat tergantung pada pemudanya. Maka komunitas Indonesian Event terlahir dari sejarah karena ingin mengembangkan pemuda Indonesia guna memanfaatkan bonus demografi dan mewujudkan Indonesia Emas 2045. Safhira Alfarisi selaku Founder Indonesian Event dan juga sebagai Founder Yayasan Beasiswa 10.000 menginisiasikan membuat platform Indonesian Event tentu dengan misi visi membangun Indonesia yang dimulai dengan membentuk pemuda pemudi yang berkualitas, berdaya saing global, dan beraklak mulia, dengan mencapai Indonesia Emas yang merupakan cita-cita para leluhur kita di tahun 2045. Secara singkat motivasi mendirikan komunitas Indonesian Event ini, karena ingin berkontribusi untuk Indonesia di masa yang akan datang dengan cara mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul dari para pemudanya. Keberlanjutan untuk pengembangan komunitas Indonesian Event ini akan menjadi PT Inspirasi Indonesian Event yang tentu memiliki kelegalan, berbadan hukum dan lembaga professional. Tidak hanya itu, PT ini juga akan bekerja sama dengan berbagai pihak yang ada Indonesia, melalui pemerintah dan non pemerintah. Selain itu, juga akan bekerja sama dengan Instansi seperti perusahaan nasional dan multi nasional. Hal ini tentu sangat sejalan dengan upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045 dengan pemanfaatan bonus demografi. Komunitas ini yang suatu saat akan menjadi PT Inspirasi Indonesian Event akan membuat event-event pelatihan, yang tujuannya untuk pengembangan kepemudaan secara professional. Sejalan dengan memaksimalkan bonus demografi dengan mengupayakan pendidikan yang berkulitas, dan keterampilan untuk menunjang daya saing tenaga kerja. PT Inspirasi Indonesian Event nantinya, juga akan membuka lapangan pekerjaan untuk anak-anak muda di Indonesia yang ingin berkontribusi. Membuka pengalaman kerja seperti magang dan membuat event-event yang hasil dananya dapat disumbangkan pada sub devisi pendidikan, ke dalam yayasan beasiswa 10.000 ataupun pihak-pihak yang akan membutuhkan. B. Filosofi Logo dan Visi Misi Indonesian Event Logo Indonesian event berasal dari huruf i dan D yang disatukan dalam satu bentuk yang melambangkan kata Indonesia dan pada platform ini terdapat kata event di bawahnya. Dalam bentuk tersebut terdapat lingkaran yang menandakan terdapatnya huruf i, namun juga melambangkan sebuah satu tujuan terpusat untuk Indonesia ke depannya. Bentuk tersebut lebih di dominasi terlihat seperti huruf D karena menjadi alternatif dalam membentuk nama singkatan sebuah platform yaitu D (The).Event. Adapun filosofi pada warna komunitas Indonesian Event:
Visi Menjadi Event Organiser terbesar dan berdampak luas di Indonesia Misi
C. Kendala dan Harapan Dalam menjalani kaprahnya di lingkup nasional, Indonesia Event tentulah memiliki beberapa pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan. Misalnya, dalam skala menengah, kondisi kesehatan negara yang tidak menentu karena pandemi Covid-19 ini berakibat pada tertundanya program – program yang telah direncanakan. Dengan demikian, pengambilan keputusan untuk mundur satu langkah ke belakang bukanlah suatu kekalahan, tapi dapat diinterpretasi sebagai pematangan konsep dan ide untuk menjadi lebih baik dari jika dilihat dari kacamata lain. Selain itu, problematika pendanaan juga merupakan hal vital yang harus disiasati dengan bijaksana, mengingat sumber pemasukan organisasi yang bersifat independen. Singkatnya, Indonesia Event terus berupaya untuk mengoptimalkan semua sumber dana yang ada, dengan mengikuti pola ekonomi; “pengeluaran sekecil-kecilnya, pendapatan sebesar – sebesarnya”. Artinya, efesiensi dana dari semua kegiatan yang digalangkan haruslah bersifat ekonomis, namun bermanfaat secara nyata dan dinamis. Sebagai organisasi baru tentulah Indonesia event akan selalu mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan anak – anak muda Indonesia yang bersifat dinamis, sehingga Indonesia Event berkomitmen untuk terus mengembangkan ide, narasi, dan program tanpa menghilangkan nilai inti dari organisasi itu sendiri, yaitu “menginspirasi”. Menginspirasi dalam artian tidak hanya memberi cerita yang memotivasi untuk orang lain, melainkan juga untuk mendorong para anak anak muda bangsa untuk berkontribusi lebih bagi bangsa dan negara. D. Program-Program Indonesian Event Indonesia Event sendiri memiliki banyak program menarik yang edukatif guna membangun SDM Indonesia yang unggul. Hal ini di adalah sebagian dari bentuk persiapan kita dalam menyambut bonus demografi. Beberapa program yang ada di Indonesia Event antara lain adalah:
Indonesia Event sendiri juga mengadakan beberapa lomba yang bekerja sama dengan pihak luar seperti lomba kerja sama bersama trans jakarta,berisi pengalaman menarik menggunakak trans jakarta dengan durasu waktu 1 menit. Indonesia Event juga memiliki beberapa program yang direncanakan dalam waktu dekat untuk bisa dilaksanakan,diantaranya adalah Internasional Youth Summit di Jepang dan Turki serta Leadership Camp untuk teman temam SMA seIndonesia yang rencananya akan diadakan selama lima hari. Indonesia Event berperan sebagai salah satu garda terdepan bagi para pemuda pemudi Indonesia untuk mengembangkan minat dan bakatnya. Harapannya, agar anak – anak muda tersebut menjadi lebih baik dari diri mereka sebelumnya, hingga mencapai versi terbaik dalam mengembangkan serta meraih mimpi – mimpi mereka. Selain itu, melalui Indonesia Event ini, anak – anak muda Indonesia dapat mempelajari banyak hal, termasuk suatu hal esensial yang berguna sebagai pegangan dan tolak ukur mereka di masa depan. Dengan mengambil bagian dalam Indonesia Event, para pemuda Indonesia haruslah terus membagi keberhasilan dan kebermanfaatan kepada orang lain, hingga kobaran api inspirasi tidak akan pernah padam di bumi pertiwi. ere to edit. |
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
August 2023
Categories |