Kita sering menyaksikan, teman-teman sekelas sangat antusias membahas kemana mereka akan bekerja selepas lulus kuliah. Jujur saja, saya sebenarnya kurang sreg dengan pembahasan itu. Menurut saya, salah jika ada orang punya tujuan kuliah itu untuk kerja.
Mungkin ada sebagian Anda yang tidak sependapat. Namun, saya punya landasan yang menguatkan opini ini. Pertama, ilmu-ilmu untuk bekerja, sekarang bisa dengan mudah ditemukan meski Anda tidak kuliah. Di Google, Youtube, Sosial Media, semua bertebaran. Kedua, data antara 2017 sampai 2019, peningkatan sarjana menganggur angkanya 25%. Peningkatan ini yang paling tinggi ketimbang jumlah pengangguran dari lulusan jenjang lain, bahkan ketimbang SD sekalipun. Ketiga, sudah banyak perusahaan menomorduakan ijazah. Mereka lebih mengutamakan skill, pengalaman, dan attitude. Jadi MinLy, dengan tiga alasan itu saja sudah jelas bahwa sebaiknya Anda jangan kuliah dengan tujuan ingin bekerja. Tapi, jadikanlah perkuliahan sebagai ajang menempa skill, pengalaman, dan attitude. Dengan sendirinya, pekerjaan akan berdatangan. Nah, sobat MinLy dah tau kan alasan sobat MinLy berkuliah untuk apa? Singkatnya dari MinLy "jangan berkuliah hanya untuk menggelar lembaran ijazah saja, karena yang di butuhkan di dunia setelah kuliah bukan hanya ijazah tapi juga skill dan kemampuan kita".
1 Comment
Pelajar Krisis Budaya Literasi
Budaya literasi adalah suatu budaya di dalam masyarakat yang meliputi segala usaha manusia yang berkaitan dengan kegiatan membaca dan menulis. Komponen utama dalam pembentukan budaya literasi adalah kegiatan membaca, menulis dan berpikir kritis. Sobat WebLy tau gak budaya literasi itu erat kaitannya dengan kalangan pelajar. Hah kok gitu sih ? iya karena dalam dunia pendidikan pelajar dituntut harus banyak berkutat dengan buku atau bahan bacaan lainnya. Namun di Indonesia, di kalangan pelajarlah budaya literasi ini tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Masih banyak pelajar Indonesia yang tidak menggemari kegiatan membaca atau menulis. Pernyataan ini didukung oleh hasil penelitian Hardianto (dalam jurnal Anggia Dini, 2014) yang menyatakan rendahnya minat membaca mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Di mana hanya 19,50% mahasiswa memiliki minat baca yang tinggi, sedangkan 79,20% menjawab "kadang-kadang" untuk kegiatan membaca dalam kesehariannya. Dilansir dari detik.com, Indonesia menduduki peringkat 60 dari total 61 negara dengan tingkat literasi terendah. Data ini dikeluarkan oleh Central Connecticut State University (CCSU) pada tahun 2016. Peringkat Indonesia berada di bawah Thailand yang berada diurutan 59, peringkat terakhir diisi oleh Bostwana. Tuh kan bener kata Minly ternyata Indonesia masih jauh banget dari kata berhasil membangun budaya literasi khususnya dikalangan pelajar. Terus kenapa Indonesia masih kurang budaya literasi? Minly kasih tau yah beberapa alasan yang diperkiran menjadi pemicu kurangnya tingkat budaya literasi masyarakat, yaitu (1) belum dibangunnya kebiasaan membaca oleh masyarakat Indonesia khususna pelajar, (2) penggunaan teknologi informasi elektronik yang lebih canggih sehingga tidak lagi mengutamakan buku, (3) sarana dan prasarana pendidikan yang belum merata, (4) perkembangan kegiatan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang masih belum sesuai dari harapan, dan (5) kemampuan daya beli masyarakat terhadap buku yang belum menyeluruh. Sobat WebLy, Tingkat literasi masyarakat yang rendah seharusnya menjadi tantangan kita bersama terkhusus para pemuda bangsa. Pemuda sebagai agen perubahan diharapkan mampu membuat perubahan di lingkungan sekitarnya, khususnya dalam meningkatkan literasi dengan Ide-ide inovatif dan kreatif yang bisa menjadi solusi untuk mengatasi berbagai persoalan bangsa khususnya meningkatkan budaya literasi. Nah, gimana sobat WebLy keren banget kan pembahasan Minly kali ini. Makanya pantengin terus Website Duta Inspirasi Library by Duta Inspirasi Indonesia biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya. |
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
August 2023
Categories |