Kabar baik bagi kamu yang terlahir dari orang tua yang menyediakan lingkungan yang aman, suportif, cenderung memberlakukan gaya optimisme, dan mengajarkan alasan adaptif kepada anak. Orang tua yang demikian, dapat dijadikan model dalam kehidupan. Namun, tidak semua orang mendapat privilege seperti ini. Beberapa orang bersikap pesimis dan cenderung menyalahkan diri sendiri. Menjadi pribadi yang pesimis dapat terjadi karena berbagai faktor, misalnya trauma masa lalu, terlalu sering mengalami kegagalan, dan masih banyak lagi. Tapi tenang, masih ada kabar baik lainnya. Optimisme salah satunya terwujud dari hasil pembelajaran.
Kita bahas dulu yuk, apa itu optimisme? Optimisme adalah keyakinan individu bahwa mereka akan mendapatkan hasil yang baik. Ketika dihadapkan pada peristiwa negatif, individu dengan optimisme tinggi, melihat kejadian tersebut sebagai hal yang bersifat sementara (temporer) dan spesifik (tidak berlaku di situasi lainnya). Seligman mengatakan optimisme dapat menjadi prediktor kuat dari kesuksesan. Namun, menjadi optimis bukan berarti mengabaikan potensi masalah dan konsekuensi yang akan terjadi, tetap harus disesuaikan dan dipersiapkan. Jadi, terkadang penting untuk tetap menjadi realistis.
0 Comments
Semuanya telah menjadi bagian dari rencana-Nya, termasuk mereka yang kamu anggap sebagai satu keluarga, namun lambat laun terpecah-belah, berantakan, lalu hancur, dan meninggalkan luka-luka yang menyesakkan. Siapapun itu, termasuk kamu, pasti ingin keluarga yang utuh selamanya. Sebab, masing-masing dari kita mengetahui bahwa keluarga adalah tempat dimana pertama kali kita bisa belajar banyak hal. Lalu apa yang terjadi jika rumah itu tidak ramah bagi penghuninya? Bagaimana bisa melanjutkan kehidupan dengan pondasi keluarga yang telah hancur? Siapa yang akan menemani kita melalui hari-hari selanjutnya?”
Broken Home Sebuah situasi di mana seseorang mengalami rasa tidak nyaman lagi dikeluarganya. Broken home kerap kali dikaitkan dengan mereka yang orangtuanya bercerai. Padahal broken home tidak sesederhana itu. ada banyak faktor yang bisa menjadikan seseorang disebut sebagai penyintas broken home. Perceraian memang menjadi salah satu faktor terbesar saat ini. Mereka yang orangtuanya bercerai, mendapatkan label sebagai anak broken home. Lebih jauh lagi, ada beberapa orang yang mengalami broken home tetapi keluarganya masih utuh. Ada ayah, ibu, dan saudara-saudara dalam satu atap yang sama. Namun, mereka semua kehilangan perannya. Atau kondisi lain, yang disebabkan oleh salah satu atau kedua orangtuanya meninggal dunia juga menjadi satu dari sekian hal yang bisa mendasari seseorang dilabeli sebagai anak broken home. Kehilangan peran orang tua dalam kehidupannya, kerap kali membuat anak kehilangan arah dan tujuan hidup. Menjalani hidup dengan sembrono dan pada akhirnya berdampak pada kehidupannya sehari-hari bahkan hidupnya kedepan. Kegagalan-kegagalan yang dialami, membuat dirinya merasa tidak berharga, hingga terus-menerus menyalahkan keadaan. Mengklaim bahwa apa yang dialami hari ini adalah hasil dari keluarga yang tidak utuh. Pada akhirnya, ia akan tumbuh menjadi seorang yang sulit untuk memaafkan keadaan, kenyataan, bahkan dirinya sendiri, hingga menganggap ia tidak pantas untuk bermimpi bahkan untuk sekedar bahagia sekalipun. Sebagai anak, kadang kita merasa bahwa hidup terlalu sulit dan rumit. Di kepala kita dipenuhi banyak sekali pertanyaan. " Mengapa harus menikah jika pada akhirnya memilih untuk berpisah?", " Mereka sangat egois, hanya mementingkan perasaan mereka masing-masing!", “Mereka sangat jahat, memilih berpisah tanpa memikirkan bagaimana nasib anak-anaknya!" Hei, tahukah kamu? Bahwa ayah dan ibumu, sudah melalui proses yang sangat panjang sebelum mengambil keputusan untuk berpisah. Duka yang kamu alami sudah jauh lebih dulu ayah dan ibumu rasakan. Mereka juga sama sepertimu, memiliki luka yang sama dan sangat pahit perihal keluarga. Mereka sudah berjuang semampu mereka, untuk mempertahankan keutuhan keluarga. Namun, mereka juga manusia biasa yang hanya bisa berencana, tapi takdir dari-Nya berkata lain. Pada saat yang paling tidak terduga, kehidupan memberikan tantangan untuk menguji keberanian kita, serta kesediaan kita untuk berubah.
Pernahkah anda mulai malas untuk melakukan kesalahan? Malas untuk gagal? Sangat perhitungan terhadap jadwal harian yang tidak efektif? Sangat strict dengan kehidupan sehari-hari? Mungkin ini adalah sebuah turning point dalam hidup anda. Turning point adalah keadaan dimana kita mulai melawan jatah gagal kita ataupun sebaliknya. Seberapa banyak dari kita memilih untuk melarikan diri dari masalah ketika terlalu banyak hal yang harus diselesaikan hingga banyak deadline yang harus menumpuk karena tidak dikerjakan? Setiap pribadi yang tidak mencapai hal yang diimpikan pasti merasakan kesedihan bahkan terluka. Kesedihan dan luka saat gagal adaah hal yang lumrah. Banggalah tentang bekas lukamu sebab semua itu yang menunjukkan perjuangan untuk hidup. Ketika kita terpukul keras, itu biasa mempertanyakan Tuhan dengan "Kenapa aku? Mengapa Tuhan membiarkan ini terjadi?" Kita memasuki kegelapan spiritual karena sepertinya Tuhan tidak ada di sana. Dia tampaknya tidak mendengarkan. Ini seperti Dia membalikkan punggung-Nya. Atau, mungkin seperti saya, anda menderita karena ini adalah hukuman ilahi. Ketika kita gagal, kita akan melakukan sebuah self discovery. Belum lama ini, saya mencapai bagian bawah. Di sana saya tidak bisa berbicara dengan Tuhan. Saya juga merasa ingin menyerah kepada-Nya dan, selama beberapa hari, saya melakukannya. Tetapi kemudian saya sampai pada titik balik saya, dan memutuskan, walaupun sepertinya Tuhan telah meninggalkan saya, saya akan terus percaya bahwa Dia adalah Tuhan yang baik. Saya masih akan percaya kepada-Nya dan memiliki harapan di dalam Dia. Apakah Anda sedang dalam perjalanan menurun? Apakah Anda akan berbelok ke sudut itu dan mulai percaya bahwa kebaikan Tuhan belum habis dan cinta Tuhan belum mengering? Inilah kebenaran yang harus dipegang: Tuhan itu baik bagi mereka yang berharap pada-Nya. Tuhan baik bagi hamba yang mau meminta belas kasih-Nya.Tetap percaya pada Tuhan dan percaya bahwa pertolongannya akan sangat tepat waktu When we’re hit hard, it’s usual to question God with “Why me? Why are you allowing this to happen?” We enter a spiritual darkness because it seems like God’s not there. He doesn’t appear to be listening. It’s like He’s turned His back. Or, maybe like me, you agonize over whether this is divine punishment. Oleh : Adam Muhammad Sumber : Hipwee.com (Aristanti Endanhingtyas) 7/5/2022 "saat kamu menganggap orang lain lebih beruntung, saat itu pula dirimu tak bersyukur"Read Now Manusia memang tidak bisa jauh dari perasaan iri. Pada saat kita merasa iri, hal sebenarnya yang terjadi adalah kita sedang tidak mensyukuri hidup yang kita miliki.
Terkadang tanpa diminta perasaan iri datang dengan tiba-tiba, perasaan iri datang dengan sendirinya di luar kendali kita. Kemudian perasaan tersebut bisa menyebabkan penyakit hati karena kita selalu menganggap orang lain lebih beruntung dari kita. Namun sebenarnya perasaan iri bisa dihilangkan. Menghilangkannya memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Prosesnya membutuhkan kesadaran dari diri kita masing-masing. Namun tidak ada salahnya jika kita mencoba sedikit demi sedikit untuk menghilangkannya ataupun menghindarinya jika itu belum terjadi. Mungkin kita sering menyimpulkan bahwa orang lain tidak lebih baik dari kita. Sehingga kita menganggap bahwa orang lain tidak berhak mendapatkan pencapaian melebihi pencapaian yang telah kita dapatkan. Hal itu tidak kita sadari bahwa sebenarnya tidak benar dan tidak semestinya berlarut larut dilakukan. Karena jika terus dilakukan maka akan membuat kita kurang mensyukuri apa yang telah kita dapatkan yang kemudian menyebabkan kita menganggap bahwa orang lain lebih beruntung dari kita. Keberuntungan tidak selamanya terjadi tanpa dilatarbelakangi oleh sebuah pengorbanan besar. Mungkin tanpa kita ketahui, orang lain telah melakukan usaha maksimalnya untuk mendapatkan pencapaian terbaik seperti yang banyak orang impikan. Hanya karena kita tidak mengetahuinya bukan berarti orang lain tersebut tidak melakukan apa-apa. Tetaplah berprasangka baik. Meskipun apa yang menurut kita baik belum tentu memang baik sebenarnya. Kita juga jangan memandang apa yang telah kita lakukan itu adalah hal yang paling baik diantara yang lain jika kita hanya memandangnya dari satu sisi, tanpa melihat sudut pandang dari sisi yang lainnya. Lebih baik kita tetap berpikir positif dan memutus prasangka buruk terhadap hasil pencapaian orang lain. Dari situlah rasa syukur kita terhadap apa yang telah kita dapatkan akan meningkat. Dan alangkah baiknya pencapaian orang lain kita jadikan sebagai motivasi agar kita lebih bisa untuk koreksi diri. Karena bisa jadi justru hidup yang kamu miliki, hidup yang kamu rasa tidak seberuntung orang lain adalah hidup yang orang lainnya inginkan. Yuk, mari kita bersihkan hati untuk tidak merasa iri terhadap hidup yang orang lain miliki. Mari kita berpikir positif, putus prasangka buruk dan tetap berprasangka baik. Sumber : hipwee.com (Nuraulia Ulfa) Oleh : Adam Muhammad Halo Orang-orang sukses!
Motivasi adalah sebuah dorongan semangat atau perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Artinya, dalam hidup ini kita akan selalu membutuhkan motivasi untuk melakukan berbagai hal dalam mencapai tujuan-tujuan kita. Motivasi terbagi bermacam-macam bentuknya, ada orang yang semangat dan termotivasi karena uang, ada juga karena pujian, ada juga yang memang ingin berbagi manfaat dan kebaikan. Bisa juga orang termotivasi karena ingin mengikuti langkah pencapaian seseorang yang dia sukai misalnya ingin seperti Mark Zuckerberg. Biasanya, orang yang selalu termotivasi akan terus menerus berusaha melangkah bahkan berlari untuk mengejar cita-citanya. Sayangnya ternyata motivasi terkadang tidak hadir dalam diri kita. Akhirnya timbulah hal-hal negatif pada kehidupan sehari-hari, seperti rasa malas, sedih, takut, merasa tidak sanggup dan berbagai hal negatif lainnya. Sehingga kita membutuhkan Motivator dalam hidup kita. Selama ini kita mengenal berbagai motivator yang bisa menimbulkan semangat motivasi dalam diri dengan berbagai semiar dan trainingnya. Pertanyaannya berapa lama motivasinya akan timbul dalam diri kita? Apakah selamanya? Hanya sesaat bukan. Nah, lalu siapakah Motivator terbaik yang akan selalu bisa memotivasi kita setiap saat? Kalau sedang galau, misalnya karena cinta, biasanya apa yang dilakukan? Tanpa sadar, biasanya kita akan mencari motivasi dari berbagai motivator disekeliling kita. Ada yang curhat dengan teman dan berharap mendapatkan solusi, ada juga yang curhat di twitter dengan berharap ada yang memperhatikan. Ketika kita bertemu dengan teman kita, kemudian curhat menceritakan perasaan galau dan gundah gulana kita kepadanya. Kemudian teman kita biasanya akan tiba-tiba bijaksana dan berkata, "Sudahlah, gue yakin lo pantes dapetin yang lebih baik". Kemudian tiba-tiba timbul motivasi dan semangat untuk move on. Ketika selesai curhat, biasanya ada perasaan lega. Tapi tentunya, teman kita tidak bisa selamanya hadir disamping kita. Ketika dia pulang atau berpisah dengan kita. Apakah motivasi itu tetap hidup? Ternyata mulai meredup dan menghilang, akhirnya galau lagi. Karena ingin mendapat perasaan lega lagi, biasanya curhat berlanjut di telpon. Selesai telponan, perasaan kembali lega. Satu menit dua menit, sepuluh menit, perasaan galau kembali muncul. Akhirnya berbagai cara kita lakukan untuk mendapat motivasi dari teman kita itu dan tetap tidak membuat hati kita benar-benar tenang. Justru malah membuat kita addicted untuk terus curhat melebar kemana-mana, tapi tidak benar-benar memberikan solusi. Maka, kalau kita hanya mengandalkan motivasi dari luar, sedangkan diri kita masih galau itu hanya akan mampu memotivasi kita beberapa saat saja. Namun jika motivasi itu benar-benar kita munculkan dari dalam diri sendiri. Maka kapanpun kita sedih, galau, gundah, kita bisa memotivasi diri kita kapanpun kita mau. Karena Motivator Terbaik adalah Diri Kita Sendiri. Sumber : Kreator: Edvan M Kautsar (Kompasiana.com) Oleh : Adam Muhammad |
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
August 2023
Categories |