Penulis Astriyanti ![]() Peradaban manusia tidak pernah terlepas dari sejarah, karena sejarah menyimpan memori peristiwa yang menyenangkan dan menyedihkan. Sejarah akan selalu menjadi proses kehidupan, meskipun hanya sebagai memori yang tertinggal, namun membekas. Sejarah juga menjadi aspek yang harus kita pelajari, sebab dari sejarah menyimpan banyak pengalaman dan wawasan. Setiap Negara pasti memiliki sejarah, kisah yang akan terikat meski kehidupan terus menuju pada masa depan. Sejarah yang tidak akan terulang, tetapi membekas pada rasa dan ingatan. Pada masa pemerintahan Soeharto, tahun 1956 terjadi pemberontakan G30s/PKI pada tanggal 30 september, yang mengisahkan tragedi terbunuhnya tujuh perwira tinggi militer Indonesia karena dinilai melakukan usaha kudeta atau perebutan kekuasaan. Ada pula yang berpendapat, bahwa terjadinya sejarah G30s/PKI karena adanya penculikan dan pembunuhan Para Jendral dan Petinggi Angkatan Darat yang diinisiatori oleh Partai Komunis Indonesia, sebab PKI merasa bahwa mereka merupakan penghambat untuk merebut kekuasaan. Sejarah G30s/PKI sebagai inspirasi bagi pemuda Indonesia untuk mengambil pelajaran yang berharga, guna untuk meningkatkan jiwa nasionalisme, semakin mencintai Negara dan bangsanya. Tidak hanya itu, dari sejarah ini pemuda Indonesia harus memetik hikmah atau nilai-nilai yang terkandung. Pengkhianatan dan perebutan kekuasaan menjadi nilai, agar pemuda Indonesia lebih berhati-hati bahwa tindakan tersebut sangatlah memecah kehidupan Bangsa dan Negara. Merujuk pada Wikipedia bahasa Indonesia, pengkhianatan adalah tindakan pemutusan, perusakan atau pelanggaran yang menciptakan konflik secara moral dan psikologis dalam hubungan antar individu serta Negara. Selanjutnya, Perebutan kekuasaan antar bangsa, bukan lagi sesuatu yang mengagetkan, tetapi perebutan kekuasaan ini sudah tidak dapat dihindari karena sudah mendarah daging di Indonesia. Perebutan kekuasaan sudah menjadi faktor utama, menimbulkan konflik dalam sistem ketata negaraan. Kisah G30s/PKI akan terus dikenang sepanjang sejarah Indonesia. dan akan menjadi inspirasi dan motivasi bagi para pemuda di Indonesia. Melalui peristiwa G30s/PKI ini tentunya akan memberikan pengetahuan, kepada para pemuda sebagai calon penerus bangsa untuk menjadi politisi yang baik. Berpolitik dengan sehat, professional dan bersifat dinamis tanpa membuat kecurangan atau kegaduhan. Meskipun perebutan kekuasaan di dalam Negara sudah menjadi faktor permasalahan suatu kelompok ataupun individu. Tetapi hal tersebut, bisa diatasi dengan politik yang menjunjung nilai kebijaksanaan dan saling menghormati. Selain itu, peristiwa ini juga menjadi pelajaran penting, untuk menjalankan amanat tanpa adanya kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Bahkan saling merangkul untuk bekerja sama memajukan Indonesia, dengan mengabdikan diri pada Negara. Melalui kisah ini banyak hal yang menjadi pemantik, sebagai bahan intropeksi diri untuk para pemuda Indonesia, khususnya bidang politik. Bukan hanya itu, Bapak Soekarno selaku Presiden Pertama Republik Indonesia, selalu mengucapkan semboyannya disetiap beliau berpidato bahwa “Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah”. Tentu hal ini semakin membuat kita tersadar bahwa sejarah dalam kehidupan sangatlah penting, sebagai bahan pertimbangan untuk tidak mengulang peristiwa. Melalui kisah G30s/PKI, maka pada tanggal 30 September setiap tahunnya di sepakati sebagai hari berkabung nasional. Tentu hal ini dilakukan untuk memperingati tragedi besar, dan menghormati para jasa-jasa pahlawan yang terlibat dalam peristiwa G30s/PKI. Meskipun G30s/PKI tragedi luka lama, yang tidak akan terlupakan sepanjang sejarah. Tetapi tidak ada kematian yang sia-sia, begitu pula dengan gugurnya para pahlawan karena membawa nama Indonesia. Hari ini tepat 30 September 2021 sudah 56 tahun berlalu, semoga para pahlawan yang gugur pada peritiwa kelam G30s/PKI tenang dalam kedamaian. Referensi: https://www.kompasiana.com/uyun14/5bb2491512ae946737050125/65-sebagai-hikmah http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataId=9863
5 Comments
25/9/2021 Pendidikan Karakter : Sulitnya Proses Pendidikan Karakter di Masa Pandemi Covid-19Read Now![]() Oleh : Wigbertha Mayela Mbuka Saat ini Indonesia masih dilanda pandemi Covid-19, sehingga semua aktivitas dan ruang gerak masyarakat menjadi serba terbatas. Pandemi ini berdampak pada segala aspek kehidupan, tidak terkecuali pendidikan. Sejak diberlakukannya masa darurat Covid-19 yang dimulai pada tanggal 16 Maret 2020, hampir seluruh sekolah di Indonesia menerapkan kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Dikutip dari Wikipedia, PJJ merupakan pendidikan formal berbasis lembaga yang peserta didik dan instrukturnya berada di lokasi terpisah sehingga memerlukan sistema telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan di dalamnya. Dalam pelaksanaanya, sistem belajar ini menuai berbagai pro dan kontra karena adanya berbagai hambatan dan keterbatasan sarana prasarana penunjang kegiatan belajar daring bagi guru dan murid, kurangnya kemampuan untuk mengoperasikan teknologi seperti handphone, laptop, dan komputer serta kendala jaringan yang membuat proses belajar mengajar menjadi tidak efektif. Hal yang lebih mengkhawatirkan dalam pendidikan, tidak lain adalah proses pendidikan karakter. Sebelumnya pendidikan karakter dilakukan secara langsung di sekolah secara intensif, di bawah pengawasan guru ataupun tenaga pendidik lainnya. Dengan begitu kegiatan-kegiatan yang mendorong mendidikan karakter dapat dipraktekan secara langsung oleh siswa dan tingkat keberhasilannya dapat diukur. Pendidikan karakter sendiri sejatinya merupakan suatu usaha atau kegiatan yangt dilakukan untuk mendidik dan memberdayakan potensi individu, terutama pada peserta didik, dengan menanamkan nilai-nilai karakter tertentu yang didalamnya terkandung komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk merealisasikan nilai-nilai tersebut. Namun, saat ini kegiatan pendidikan dijalankan secara daring, sehingga fokus pembelajaran lebih banyak pada penyaluran pengetahun dari guru kepada murid. Namun, saat ini kegiatan pendidikan dijalankan secara daring, sehingga fokus pembelajaran lebih banyak pada penyaluran pengetahun dari guru kepada murid. Tidak ada jaminan bahwa siswa mendapatkan pendidikan karakter dari guru sesuai dengan nilai-nilai pendidikan karakter yang dikembangkan dan diajarkan di sekolah. Orang tua yang sibuk bekerja sehingga tidak bisa mengawasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan anak, menjadi alasan lain mengapa pendidikan karakter melalui media daring sangat diragukan. Pendidikan karakter yang diharapkan dapat membentuk kepribadian siswa menjadi lebih baik, justru tidak memiliki efek apapun. Karena dalam pelaksanaan PJJ, banyak siswa dan mahasiswa yang tidak serius dalam belajar,menyepelekan hal-hal yang disampaikan guru atau dosen, bermain handphone atau game, bahkan tidur saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal ini tentunya akan semakin merusak moral siswa ataupun mahasiswa jika berlangsung dalam jangka waktu yang panjang, karena akan menjadi sebuah kebiasaan baru bagi mereka. Tantangan lain dalam penerapan pendidikan karakter di masa pandemi ini yaitu peserta didik kehilangan sosok seorang guru yang selalu menjadi teladannya. Karena adanya PJJ maka skala interaksi antara guru dan murid secara langsung menjadi semakin kecil , sehingga tidak jarang siswa atau mahasiswa tidak menerapkan kedisiplinan yang selalu diteladankan oleh guru ataupun dosennya. Hal-hal ini dikhawatirkan akan mempengaruhi proses pembentukan karakter siswa ataupun mahasiswa. Mengingat bahwa peran guru sebagai pendidik dari lembaga formal sangatlah penting dalam proses pendewasaan mereka. Berbagai macam kesulitan dan kendala dalam penerapan pendidikan karakter kepada siswa ataupun mahasiswa ini menjadi PR tersendiri bagi pihak sekolah, universitas dan juga lembaga penentu kebijakan lainnya,untuk mempertimbangkan kembali dampak-dampak yang akan timbul dari proses pembelajaran jarak jauh ini, khususnya dalam hal pendidikan karakter. Kesimpulannya, pendidikan karakter merupakan suatu proses yang sangat penting yang menjadi dasar pembentukan sifat atau watak seseorang. Maka dari itu, pendidikan karakter harus gencar dilaksanakan dan diupayakan semaksimal mungkin. Untuk menjamin susksesnya proses pendidikan karakter ini, terutama di masa pandemi yang mengalami begitu banyak tantangan, dibutuhkan peran serta dan kerjasama antara tenaga pendidik serta orang tua. Referensi : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_jarak_jauh https://sg.docworkspace.com/d/sAChk4o6Al-pm04vYlqqnFA |
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
August 2023
Categories |