Di era modern ini, teknik pemasaran telah merambah ke segmen online. Salah satu strateginya yang terkenal adalah storytelling, di mana termasuk strategi soft selling. Saat ini, banyak pelaku usaha yang mengadopsi strategi ini guna menarik minat audiens di media sosial. Melalui sistem soft selling, kegiatan promosi akan sukses dan hasil pemasaran akan meningkat. Pasalnya, jalinan kedekatan antara pelaku usaha dan audiens akan semakin tinggi ketika suatu produk dikenal melalui penyampaian informasi dengan gaya bercerita yang tentu lebih relevan dalam memberi solusi kebutuhan.
Mengapa Harus Storytelling? Pertanyaan pertama yang muncul adalah mengapa harus storytelling. Pertanyaan kemudian berkembang menjadi apa uniknya teknik ini, sehingga bisa memikat hati audiens. Jawabannya adalah bahwa storytelling mampu memberikan informasi lengkap kepada audiens dengan penuturan cerita yang menarik dan sebisa mungkin sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, strategi pemasaran seperti ini mampu menggerakkan rasa penasaran audiens untuk semakin mencari tahu mengenai produk tersebut. Setelah itu, mereka akan memutuskan untuk membeli dan menjadi konsumen tetap yang selanjutnya disebut pelanggan. Seiring dengan semakin banyaknya konten storytelling yang diunggah di media sosial, maka kedekatan antara merek dan audiens semakin besar. Brand awareness akan terbentuk kuat di benak audiens yang selanjutnya menjadi konsumen produk tersebut. Persepsi positif yang terbentuk akan dimulai dari menyimak cerita, merasakan, kemudian mencari konten relevan lainnya. Storytelling juga sangat ampuh sebagai media pemasaran yang unik dari suatu produk atau merek. Konten pemasaran dengan gaya bercerita yang khas akan mampu menyampaikan pesan dari merek ke audiens sekaligus mudah diingat. Hal ini merupakan poin penting dari periklanan yaitu tersampaikannya pesan ke audiens. Tips Menerapkan Storytelling di Media Sosial Menerapkan strategi storytelling di media sosial dengan sukses memang memerlukan tips tertentu. Sebagai langkah awal, pahamilah poin informasi yang disampaikan dan pastikan kelengkapannya. Kedua, tentukan konsep pemasaran, mulai dari jenis konten (tulisan atau video), narasi, dan jadwal penayangan. Jangan lupakan nilai yang akan disampaikan. Pastikan nilai tersebut sudah tersirat dalam konten pemasaran. Buatlah konsep yang menarik agar konten storytelling dapat meningkatkan engagement audiens hingga menjadi konsumen, kemudian menjadi pelanggan dan loyal terhadap merek tersebut. Rajinlah mengunggah konten pemasaran tersebut agar informasi yang diperoleh audiens lengkap dan persepsinya semakin positif dengan terpenuhinya informasi produk untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian, penerapan storytelling yang sukses akan dapat terwujud jika konsisten dalam membina hubungan dengan pelanggan. Salah satunya adalah konsisten mengunggah konten pemasaran yang relevan dengan produk dengan ciri khas yang disampaikan dengan ide cerita menarik. Sumber: https://id.techinasia.com/storytelling-untuk-produk-digital-2 https://gosocial.co.id/blog/storytelling-marketing-mengembangkan-bisnis-hanya-dengan-cerita/ https://merchant.id/content/5-cara-menggunakan-storytelling-pada-sosial-media-marketing-anda/ https://coachfianda.com/2018/10/04/storytelling-marketing-teknik-pemasaran-ampuh-sepanjang-masa-1/ Biodata Penulis Yuan Adelintang Kurniadita lahir di Magelang, 20 Juni 1997, dan hingga kini bertempat tinggal di Semawung RT 04/RW 17, Sedayu, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. Ia adalah seorang mahasiswi Magister Sains Manajemen yang hobi menulis. Motivasinya terus menulis dan mengikuti kompetisi kepenulisan adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis dan sebagai media personal branding, juga menambah relasi. la dapat dihubungi melalui nomor 085869091995 dan alamat email [email protected]. Jika ingin mengetahui profilnya di media sosial. dapat melihat akun Instagram @yuan_kurniadita.
0 Comments
Leave a Reply. |
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
August 2023
Categories |