Dingin menyelimuti luar kos
Tanpa angin Hanya embun yang mulai mengabut bumi Menurunkan percik rindu yang lemahkan hati manusia Mengembalikan bayangan yang pernah kuasai ingatan Membisikkan doa-doa yang telah dititipkan Syahdu Tiga bulan sebelum berganti tahun Diri bersimpuh, minta izin timba ilmu Air mata sembapkan wajah Emak kala itu Bapak memandang dari jauh, berat melepaskan Abang berjanji sering hubungi Adik yang paling kusayang, menangis ia Dua pesan dibekalkan… ibadah, jangan berubah Bersama puisi ini kusisipkan rasa rindu Menggelitik, rasa ingin cepat bersua Keadaan menghalang di waktu dekat Biarkan doa-doa yang dititipkan pada embun ini Menyampaikan kenangan dan harapan kita
0 Comments
Pelupuk masih enggan rasa membuka
Badan masih mengistirahatkan urat-urat lelah Rambut masih separuh keringnya Telinga hampir kehilangan guna Binatang malam menguasa sunyi suara Aldi mendengkur sekali dua kali Tanpa gangguan, ada tarikan menyentak bangun Berulang malam ia datang Aku sebut ia peringatan Atau peluang saingi timbang dosa Dalam hening malam… Resau air membasahi lantai mandi Membasah wajah dan kaki pendosa Allahuakbar! Takbir suci kuangkat sebelum sedekap Rendahnya diri kian dirasa Asma-Asma terlalu mulia masih dapat kuucap Patutkah aku mendusta syukur? Dalam sujud, air mata bersimbah Mengaku diri berlumur dosa Apakah layak mendamba firdaus? Ya Allah… Dalam kesucian tahajud ini Hamba mohon ampun dosa Senja yang pertama kali ada di antara kita Dengan tak sengaja Ufuk barat mempertemukan aku dan kamu Kaubercerita mengenai kisah Muhammad Al-Fatih 1453 Aku tenggelam dalam nuansa yang kauhadirkan Hingga aku mulai sadar... bahwa aku tertarik Namun bukan hanya pada kisah yang kausuguhkan Tapi juga sosok dirimu yang memukau Kucoba menelisik kembali butir-butir kisah Muhammad Al-Fatih 1453 Kisah yang persis kauceritakan pada malam itu Kisah yang kujadikan sebagai inspirasiku Kisah yang selalu mengingatkanku Pada ketaatan seorang hamba Rupanya segulir di antaranya... Ada Muhammad Al-Fatih dalam dirimu Berawal dari kisah yang membungkam jiwaku
Aku Mengagumimu Wahai Muhammad Al-Fatih 1453 versi dirimu Diponegoro Kembali |
Di masa berbalut kegelapan Malapetaka menjamah sang pertiwi tanpa sungkan Rembulan di sana menyaksikan melas Jutaan kelopak mata tertutup lemas |
Tapi tidak untuk para pujangga itu Bisikan lirih dalam otak berpacu Iringan merdu deru detak jantung mereka Menggebu, teriak merdeka! merdeka! |
Oktober 28 pagi jadi saksi kunci Semesta nusantara berbahagia Leluhur kami di nirwana ikut merestui Lihatlah para pujangga itu, mereka senyum berwibawa |
Kini seutas tali ikrar suci digenggam Diponegoro kami terlahir kembali Bangsa, tanah air, bahasa, telah diagungkan Kami putra putri pertiwi tegak berdiri |
Maju! Lari hampiri Tatap musuhmu, terjang tanpa ragu Sucikan sekali lagi ibu pertiwi Tebas segala belenggu |
Jawa, Sumatera, Papua Hitam, putih, coklat Kaya, miskin, melarat Kami bersumpah, kami tunggal, kami setara Di bawah panji dwi warna, kami Indonesia. |
Jangan ajak aku
Aku harus tetap disini
Jangan ajak aku
Aku harus tetap melanjutkan segala yang aku tolak saat itu
Punyamu punyamu
Punyaku punyaku
Harapan itu semestinya sudah terbang jauh diterpa angin
Harapan itu semestinya lumpuh
Namun ia tak sadar diri
Tuhannya ingin lebih dekat, lagi dan lagi...
Agar ia tahu,
Tuhannya rindu
Penulis : Alfia Rizka Fajriah - Duta Inspirasi Indonesia Batch 6
Aku harus tetap disini
Jangan ajak aku
Aku harus tetap melanjutkan segala yang aku tolak saat itu
Punyamu punyamu
Punyaku punyaku
Harapan itu semestinya sudah terbang jauh diterpa angin
Harapan itu semestinya lumpuh
Namun ia tak sadar diri
Tuhannya ingin lebih dekat, lagi dan lagi...
Agar ia tahu,
Tuhannya rindu
Penulis : Alfia Rizka Fajriah - Duta Inspirasi Indonesia Batch 6
Wahai para pejuang bangsa
Terima kasih atas jasa mu
Jasa yang sulit untuk di balas
Kau rela kehilangan darah dan bagian tubuh mu
Bahkan kau rela kehilangan nyawa mu
Kau lakukan itu
Hanya untuk kemerdekaan
Hanya untuk kebebasan
hanya untuk bangsa ini
Bangsa Indonesia
Aku seorang pemuda bangsa
Di darah ku mengalir semangat mu
Walaupun bangsa ini telah merdeka
Aku akan tetap berjuang untuk terus
Memajukan bangsa ini
Memang perjuangan kita berbeda
Tapi kita memiliki satu tujuan yang sama
Hanya untuk bangsa ini
Bangsa Indonesia
Penulis : Salsabila Khairina - Duta Inspirasi Indonesia Batch 6
Terima kasih atas jasa mu
Jasa yang sulit untuk di balas
Kau rela kehilangan darah dan bagian tubuh mu
Bahkan kau rela kehilangan nyawa mu
Kau lakukan itu
Hanya untuk kemerdekaan
Hanya untuk kebebasan
hanya untuk bangsa ini
Bangsa Indonesia
Aku seorang pemuda bangsa
Di darah ku mengalir semangat mu
Walaupun bangsa ini telah merdeka
Aku akan tetap berjuang untuk terus
Memajukan bangsa ini
Memang perjuangan kita berbeda
Tapi kita memiliki satu tujuan yang sama
Hanya untuk bangsa ini
Bangsa Indonesia
Penulis : Salsabila Khairina - Duta Inspirasi Indonesia Batch 6
Mudah mengunjungi kamar-kamar di sana
Tinggal meminta kunci pada tumpukan jerami, tapi aku tidak diberikan
Lihat! Seperti jumantara pula tumpukannya, sial, sungguh-sungguh menyusahkan
Aku memanjat setinggi pohon kacang milik pria
raksasa, dalam Jack dan Pohon Kacang
Bisa gila, tidak mungkin mudah bahkan mati rasanya merayapi jerami yang entah sampai langit ke berapa
Kacau, kacau.
Turun menyisir daun-daun pada pohon
Melongok kepala ke arah datangnya binar keemasan pukul 8 pagi
Atsiri tiba-tiba ramai menghampiri penciuman
Agaknya ini keajaiban
Wah, wah, ada apa sebenarnya
Tidak aneh, sepintas dengung Murai Batu seperti membisikkan beberapa doa
Banyak percakapan mengarah pada cita dalam harap-harap
Tidak mungkin, mustahil
Nyanyiannya berubah menjadi sarkasme-sarkasme yang ingin sekali kutampar paruh itu!
Kerdil!!!
Mendadak atmosfer penuh dengan sedu, kampung ruah dengan pilu
Murai Batu pergi dengan secarik surat diantara hujan abu
Anganku tumbang, hanya sampai di langit kamar, kata burung angkuh itu
Cih
Tidak peduli
Kutertawakan isi surat klise pemberian Murai Batu Menyeka air mata kemudian, wah, hawa berubah cepat sepertinya
Aku bisa hidup selamanya
Selama-lamanya
Setangkai dalam gubuk-gubuk lusuh, hanya sebatang hidup
Menginginkan jerami yang hilang, sudah hilang
Penulis : Medina Zafarayana - Peserta dengan karya terbaik Ruang Aksara#1 ke-5
Tinggal meminta kunci pada tumpukan jerami, tapi aku tidak diberikan
Lihat! Seperti jumantara pula tumpukannya, sial, sungguh-sungguh menyusahkan
Aku memanjat setinggi pohon kacang milik pria
raksasa, dalam Jack dan Pohon Kacang
Bisa gila, tidak mungkin mudah bahkan mati rasanya merayapi jerami yang entah sampai langit ke berapa
Kacau, kacau.
Turun menyisir daun-daun pada pohon
Melongok kepala ke arah datangnya binar keemasan pukul 8 pagi
Atsiri tiba-tiba ramai menghampiri penciuman
Agaknya ini keajaiban
Wah, wah, ada apa sebenarnya
Tidak aneh, sepintas dengung Murai Batu seperti membisikkan beberapa doa
Banyak percakapan mengarah pada cita dalam harap-harap
Tidak mungkin, mustahil
Nyanyiannya berubah menjadi sarkasme-sarkasme yang ingin sekali kutampar paruh itu!
Kerdil!!!
Mendadak atmosfer penuh dengan sedu, kampung ruah dengan pilu
Murai Batu pergi dengan secarik surat diantara hujan abu
Anganku tumbang, hanya sampai di langit kamar, kata burung angkuh itu
Cih
Tidak peduli
Kutertawakan isi surat klise pemberian Murai Batu Menyeka air mata kemudian, wah, hawa berubah cepat sepertinya
Aku bisa hidup selamanya
Selama-lamanya
Setangkai dalam gubuk-gubuk lusuh, hanya sebatang hidup
Menginginkan jerami yang hilang, sudah hilang
Penulis : Medina Zafarayana - Peserta dengan karya terbaik Ruang Aksara#1 ke-5
Negeriku Indonesia
Negeri yang indah, kaya dan menawan
Bak syurgawi dunia
Kebahagiaan seharusnya melimpah ruah
Namun sayang
Karena ulah orang yang tak bertanggungjawab
Karena ulah para koruptor
Kebahagiaan itu terenggut dengan paksa
Mereka,para pejabat pelaku koruptor
Tega mengkorupsi proyek-proyek besar
Seakan hati nurani sudah mati
Dimasa sulit
Mereka tega memakan hak rakyat
Bantuan Sosial
Dikorupsi milyaran rupiah
Hasinya,jutaan rakyat Indonesia
Menangis menjerit menderita
Bantuan Sosial yang seharusnya sampai
Pada masyarakat yang membutuhkan
Dipotong seenaknya
Demi memperkaya diri
Sungguh ironis
Koruptor harus dilawan
Korupsi harus dihancurkan
Penulis : Tegar Amin Suwanto - Peserta dengan karya terbaik Ruang Aksara#1 ke-4
Negeri yang indah, kaya dan menawan
Bak syurgawi dunia
Kebahagiaan seharusnya melimpah ruah
Namun sayang
Karena ulah orang yang tak bertanggungjawab
Karena ulah para koruptor
Kebahagiaan itu terenggut dengan paksa
Mereka,para pejabat pelaku koruptor
Tega mengkorupsi proyek-proyek besar
Seakan hati nurani sudah mati
Dimasa sulit
Mereka tega memakan hak rakyat
Bantuan Sosial
Dikorupsi milyaran rupiah
Hasinya,jutaan rakyat Indonesia
Menangis menjerit menderita
Bantuan Sosial yang seharusnya sampai
Pada masyarakat yang membutuhkan
Dipotong seenaknya
Demi memperkaya diri
Sungguh ironis
Koruptor harus dilawan
Korupsi harus dihancurkan
Penulis : Tegar Amin Suwanto - Peserta dengan karya terbaik Ruang Aksara#1 ke-4
Gelap gulita duniawi
Seberkas sinar tak akan memasuki
Jiwa hampa berlamun tanpa henti
Berpikir tentang duniawi
Meraba dan mencari
Hidup ku ini tanpa arah sanubari
Jika ku timba ilmu
Tidak akan segelap ini
Ilmu bak mentari pagi
Lenyapkan kegelapan duniawi
Baca,membaca dan gali informasi
Jangan biarkan bukumu berdebu
Jangan sampai lupakan bukumu
Bawalah dia bersama mu
Agar kamu dapat wawasan dan ilmu
Membaca lah sejak dini
Agar dewasa mu tidak suram nanti
Dan bisa membuat negri ini
Menjadi emas karena literasi
Baca, membaca lah....
Jadikan Indonesia negara yang cinta literasi
Penulis : Zulhamdi Batubara - Peserta dengan karya terbaik Ruang Aksara#1 ke-3
Seberkas sinar tak akan memasuki
Jiwa hampa berlamun tanpa henti
Berpikir tentang duniawi
Meraba dan mencari
Hidup ku ini tanpa arah sanubari
Jika ku timba ilmu
Tidak akan segelap ini
Ilmu bak mentari pagi
Lenyapkan kegelapan duniawi
Baca,membaca dan gali informasi
Jangan biarkan bukumu berdebu
Jangan sampai lupakan bukumu
Bawalah dia bersama mu
Agar kamu dapat wawasan dan ilmu
Membaca lah sejak dini
Agar dewasa mu tidak suram nanti
Dan bisa membuat negri ini
Menjadi emas karena literasi
Baca, membaca lah....
Jadikan Indonesia negara yang cinta literasi
Penulis : Zulhamdi Batubara - Peserta dengan karya terbaik Ruang Aksara#1 ke-3
Hari demi hari telah ku lalui
Ku lihat kearah jarum jam terus berdetak
Menandakan waktu telah usai
Aku tatap langit yang indah dan menawan ditemani
dengan cahaya matahari yang indah
Ilmu bagaikan cahaya yang selalu melekat dalam jiwa dan raga
Negeri ku tercinta tanpa buku atau ilmu mungkin kita
Tidak dapat merasakan mengenal literasi Dan apa arti kata membaca?
Buku bagaikan Jendela dunia Mungkin tanpa buku kita bagaikan daun yang tak bernyawa
Seperti mentari membangun pagi
Aku siap mengawali hari dan mimpi
Akan ku wujudkan di negeri ini
Meski ada pandemi suatu saat
Tekadku tidak akan menyerah untuk mewujudkan
Negeri tercinta menjadi pemuda generasi emas
Ilmu bagaikan bumi yang kokoh
Tidak akan pernah pudar dan habis
Hingga akhir hayatmu
Oh Negeri ku tercinta engkau selalu aku banggakan
Bahkan meskipun aku suatu saat pergi jauh
Namun ilmu yang ku bawa dari negeri ini terus aku ukir
Negeriku tercinta namamu yang harum
Dan akan selalu aku kenang dalam sejarah
Bersama ilmu wujudkan negeri menjadi nyata
Penulis : Ayu Zahra H - Peserta dengan karya terbaik Ruang Aksara#1 ke-2
Ku lihat kearah jarum jam terus berdetak
Menandakan waktu telah usai
Aku tatap langit yang indah dan menawan ditemani
dengan cahaya matahari yang indah
Ilmu bagaikan cahaya yang selalu melekat dalam jiwa dan raga
Negeri ku tercinta tanpa buku atau ilmu mungkin kita
Tidak dapat merasakan mengenal literasi Dan apa arti kata membaca?
Buku bagaikan Jendela dunia Mungkin tanpa buku kita bagaikan daun yang tak bernyawa
Seperti mentari membangun pagi
Aku siap mengawali hari dan mimpi
Akan ku wujudkan di negeri ini
Meski ada pandemi suatu saat
Tekadku tidak akan menyerah untuk mewujudkan
Negeri tercinta menjadi pemuda generasi emas
Ilmu bagaikan bumi yang kokoh
Tidak akan pernah pudar dan habis
Hingga akhir hayatmu
Oh Negeri ku tercinta engkau selalu aku banggakan
Bahkan meskipun aku suatu saat pergi jauh
Namun ilmu yang ku bawa dari negeri ini terus aku ukir
Negeriku tercinta namamu yang harum
Dan akan selalu aku kenang dalam sejarah
Bersama ilmu wujudkan negeri menjadi nyata
Penulis : Ayu Zahra H - Peserta dengan karya terbaik Ruang Aksara#1 ke-2
Details
Author
Write something about yourself. No need to be fancy, just an overview.