Oleh: Rima Murtiningsih (Duta Inspirasi Indonesia Batch 5) Matahari kini sudah terang kembali Bintang pun juga kian tersenyum mewarnai Ku tapakkan langkah kaki yang mantap dan tegas Untuk cemoohan dan hinaan yang terlempar kepadaku Tangisan dan hinaan akan ku balas dengan tepuk tangan Kumohon tinggallah sejenak, meski setengah hari untuk menyulam waktu Agar menjadi sepotong riwayat yang sempurna kita lahirkan, Tutur kata tak sopan dengan ludahan, sikap cacian dengan injakan Sejak itu, aku bangkit dengan teriak Ku hayat memori ini Mungkin risau memetik detik yang melaju Ku urai giat dengan berjuta kiat Detik demi detik yang selalu membuat kuat Degup jantung menghempas ke seluruh tubuh Memanaskan tujuan tiap kalo tak sejalan Melampaui tiap-tiap keinginan yang mulai memuncak Hingga melupakan sibuknya menuju jalan yang abadi Hidup akan terus berjalan Mengapa harus menangis bila saat ini masih bisa tersenyum? Mengapa harus air mata yang keluar ketika mulai menyapa? Ku yakini, “Hidup yang tidak diperjuangkan, tidak akan dimenangkan”
3 Comments
Oleh: Markus Stewart Balamau (Duta Inspirasi Batch 5) Bayangan melangkah jauh mendahului setiap hulu gerak Menapak jalan dengan penuh keraguan Tiupan angin terdengar kencang hati ini terasa goyah Menoleh panorama sekeliling terasa Hangat Benak merasakan getaran Bertanya pada keraguan haruskah mundur atau maju Tergiang-ngiang desahan lolongan serigala Berjalan menyusuri jalan, masihkah Mampu Kuatkah Aku..... Kuatkah Aku..... Terdengar goresan hati menyemangati Langkah demi langkah mengejar bayangan Jiwa kembali bersatu untuk bersama Langkah, doa yang mengiring badai pasti akan berlalu 15 Juni 2022
Oleh: Novela Deva PSF (Duta Inspirasi Batch 5) Kata orang, rumah adalah tempat ternyaman untuk beristirahat Kata orang, rumah adalah tempat berlindung yang paling aman Tapi mengapa sekarang rumahku tidak nyaman lagi untuk aku beristirahat? Mengapa sekarang rumahku tidak aman lagi untuk tempat aku berlindung? Mengapa? Karena sekarang isi rumahku bukanlah keluarga yang harmonis lagi, melainkan keluarga yang hancur Keluarga yang suka bertengkar Tapi disini aku tidak ingin membawa-bawa mereka Bagaimana pun mereka tetap berjasa untuk diriku Tapi disini aku hanya rindu Rindu suasana keharmonisan bersama keluarga tercinta Candaan ayah, aroma masakan ibu, Pelukan hangat dari kakak; melupakan semua penat dari sekolah Maksudku, aku tak perlu keluar dari zona nyaman dan mencari teman untuk berbagi Ya, Sayang sekali, Seiring berjalannya waktu, Setidaknya pernah berada pada titik itu Banjarmasin, 1 April 2020
Oleh: Andi Almirah Ruahana (Duta Inspirasi Batch 5) Kirana mentari ditemani pagi
Hingga Malam ditemani galaksi Menjalani hari penuh adorasi Untuk buana yang tak hanya dinikmati sendiri Hidup ini terasa egois Bahkan terlihat miris Susah payah menciptakan harsa Dengan diri ini yang menyimpan retisalya Membencang atma Untuk tetap jalan bagaikan mega Meski rasanya seperti dewana Demi hidup nan anindita Jakarta, 27 Agustus 2021 Oleh : Anggini Sitti Nubalisha (Duta Inspirasi Batch 5) "Adakah salah bila bukan kita?" Bungkam pertanyaan itu sebelum cicit burung pagi menjadi begitu merdu di tengah hening setelah malam bisu. Berloncatan diantara dahan setara dayungan air mata, kurang mahir. Jangan rangkai para penista yang tidak memahami arti menjemput, Salahnya bukan rangkaian tangkai bulu penghasut itu. Di atas kasur biru tak beranjang, Di dalam loka loker yang kurang dipajang, Ada cerita yang sangat panjang, Dan kita enggan membuka elegi setiap jenjang. Bukankah begitu, Tuan? Bintan, 23 Mei2022
Oleh: Zainuddin Rahim (Duta Inspirasi Batch 5) Dari sekian banyak cara,
Mengapa harus di ambil oleh dendamnya air laut ? Tengah kota riuh lantah, Manusia sesenggukan Teriakan ketakutan tiada tara Ombak menghantam Kokohnya batu bangunan, Tidak ada tawaran yang berlaku saat itu Manusia telah binasa 18 September 2018 Oleh: Lia Tri Ujung Utami (Duta Inspirasi Batch 5) Aku hanya senokta kecil yang bersusun
Atas dua buah yang saling bertemu Mereka alami aksi pembuahan itu Kamu, yang membaca sajakku? Kamu pun alami hal serupa denganku Kala aksi pembuahan berlangsung Ada hunian indah hormon progesteron disitu Minggu ketiga telah berlalu Fimbria menangkap komponen utamaku Proses fusi kini siap dalam unsurku Kala sel sperma telah buahi sel telur Ku hempaskan senyawa kimia dalam tubuh Akan ku cegah sperma lain masuk Kini, fertilisasi telah membentukku Apakah induk tau keberadaanku? Hingga detik di bulan ketiga hidupku Aku masih menetap di kantong amnion itu Sungguh, aku rindukan masa itu Wanita tangguhku selalu menjagaku Betapa jahatnya aku? Ku ambil nutrisi indukku dari plasentaku 2022 Oleh: Rima Murtiningsih (Duta Inspirasi Batch 5) Fa …
Kamu itu menyebalkan, tapi hidupku akan lebih menyebalkan tanpamu Kamu itu membosankan, tapi hari-hariku akan lebih membosankan tanpamu Kamu itu terkadang egois, tapi denganmu banyak terlukis tawa bernada magis Kamu itu tak terlalu romantis, tapi kamu teramat humoris November ini cerita usang kembali menjelma mengirim pertanda Mencintaimu tak perlu RUMIT meski, terkadang SAKIT Siang malam kamu menunggu, kapan berakhir sibukku Pagi sore kamu menanti, kapan waktuku untukmu hari ini Walau raga sejauh isya dengan shubuh, tapi hati sedekat maghrib dengan isya Ingatkah kamu 21 November itu? Yahhh, sangat klasik berselimut cinta yang hampir mati Perang hati dikuasai emosi seolah menang, tapi gagal! Tengah malam penuh misteri, tapi akhirnya mengalahkan egois hati Aku memang tidak pandai menulis Apalagi membuat puisi, ahhh sangat tak mengerti! Tapi aku pandai membuatmu mencintai Bidadari Boyolali (Aku) Kamu adalah bait puisi yang ku tulis saat ini Kamu adalah sajak yang tak terdefinisi Kamu adalah bukti bahwa –Tulus- kini kumiliki 1 Januari 2021 Oleh: Muthia Indriani Rangkuti (Duta Inspirasi Batch 4) Diam-diam ku simpan
Namun gerakku tak pandai menyembunyikan Mungkin aku harus mengakui Bahwa aku sedang merindumu Entah mengapa Aku tak mampu membendungnya Pernah ku mencoba Namun senyummu tetap mengikuti Setauku obat rindu adalah temu Tapi kurasa rinduku tak berbalas Aku merindumu Tanpa dirindumu Hari telah berganti Waktu terus berjalan Namun kau belum beranjak dari pikiranku Apa merindu seberat ini? Rindu semakin membisikanku Seolah mataku melihatmu Logikaku ingin berkonspirasi Tapi kurasa alam seolah bahu-membahu Tak menyetujui konspirasi logikaku Seperti halnya sang angin yang ikut berperan Hingga tiap hembusannya Hanya tentangmu yang terdengar Ah berani-beraninya aku Merindu tanpa dirindumu Namun, tak kupungkiri diriku masih berharap Ada ruang khusus untukku Kuharap rindu bekerja seiring berjalannya waktu Memang belum aku yang kau tuju Tapi hatiku percaya Kelak akan tiba perjumpaan impian Yang mempertemukan insan dalam penantian Sebab tak ada hadiah selain temu Untuk memuaskan kalbu Yang terbelit oleh ingatan tentangmu Teruntuk kamu Tuan pemilik rinduku Ku selipkan rinduku dalam untaian aksaraku kepada Rabb-ku Sampai nanti kita bersama Untuk saling bahagia Medan, 21 Juli 2019 Oleh: Winda Mardian Putri (Duta Inspirasi Batch 5) Sepetik lagu mungkin tinggal semu
Secercah asa mungkin telah binasa Entah kemana rindu berbalas temu Kini semakin hampa dan terbiasa Daku hilang dalam terjang Daku binasa diterkam masa Kini bimbang kembali merembang Kini raga semakin sulit bersua Duhai sanubari kehidupanku Aku meramu seraya menantimu Berharap pilu berubah temu Berharap bimbang berubah gemilang Jakarta Selatan, 14 Juni 2022 |
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Categories |