Kala itu..
Aku melawan keresahan hati Membiarkanmu pergi ke tanah rantau Dengan berharap Kembali dengan peduli Ternyata aku salah Siapa yang menyangka Dua hati yang telah lama bertaut Sirna tanpa berkata Hilang tanpa bersahut Seolah-olah kisah itu tak pernah terjadi Dianggap anggap angin lewar yang sementara menghampiri Bukan sumpah yang pernah terpahat samudera Atau janji setia yang tak hanya terucap di kanvas perpisahan Tetapi hanya kenangan yang tersangkut di sarang laba-laba Dan ingat membungkus tubuhnya Waktu dengan tegas menyeretku jauh darimu Merampas paksa angan-angan yang ingin ku gapai bersamamu Tak mengapa Kejadian itu tak membuatku menyerah Telah ku jadikan kakiku sekuat baja Agar aku tak melulu terisak resah Aku ingin tersenyum Kembali Seperti saat pertama kali kau jatuh cinta padauk Hanya dengan melihatku Katamu beban semua sirna Namun, aku terlalu naif Aku adalah bayang – bayang paling semu dari apa yang kau cita-citakan Kehilangamu mungkin meninggalkan bekas Tetapi ia akan lapuk Bersama waktu Hingga aku rela melepas Tanpa ada lagi rindu Kita harus tetap berjalan Walau tak beriringan Ditulis Oleh : Dhea Nur Azura, DII Batch 4 Provinsi Kalimantan Barat
1 Comment
Tertindas seakan tak memiliki arti
Oleh manusia yang tak punya hati Menangis rintih menahan sakit Tak ada yang peduli walau setitik Hanya mampu diam membisu Menahan riuh dan rasa pilu Namun saat kau datang membela Kaum ini merasa sempurna Wahai ibu kita Kartini… Kau wanita yang mulia Siap mengorbankan jiwa dan raga Demi wanita Indonesia Tanpa ada rasa takut kau tentang para penjajah Dengan penuh keteguhan hati Bahagiamu siap kau korbankan Demi derajat kaum sejati Ditulis Oleh : Ayu Suryaningsih, DI Batch 4 Provinsi Kepulauan Riau Hatiku menangis pilu
Terisak-isak meneteskan air mata Kutempuh jalan membawa kenangan indah bersamamu Yang menjadikan sebuah rindu didalam benakku Aku ingin menangis dan bersandar dipundakmu Aku ingin tertawa bahagia diatas pangkuanmu Oh, Ayahku tercinta… Jangan biarkan aku jauh darimu Jangan biarkan rindu membara didalam rasaku Jangan biarkan riuh gelisah menyelimuti hariku Engkau adalah rembulan, Yang menari dalam hatiku Engkau adalah pelangi, Yang memberi warna disetiap langkahku Cintaku padamu, melebihi luasnya Samudera Sayangku padamu, melebihi tingginya langit di angkasa Ayah... Meski teriknya mentari terpancar dalam jiwa ragaku Meski derasnya hujan mengguyur rintih seluruh harapku Namun rasa sayangku padamu takkan pernah pudar Dan takkan pernah usang Dulu, setiap pagi kau selalu mencium pipiku Setiap malam kau selalu menimang diriku Bahkan, setiap saat kau selalu berada disampingku Menjadi teman dalam tangis dan tawaku Tapi, disaat kau menikah dengan ibu tiri Kau jauh dan tak pernah lagi menjengukku Apakah salahku kepada dirimu? Tak ada lagi kah rasa cintamu untukku? Tak ada lagi kah rasa rindu terbesit dalam hatimu? Jika aku membuatmu merasa kecewa Maafkan aku atas tangis ini Maafkan aku atas rasa bodoh ini Dan maafkan aku atas segala luka yang telah kuberi Aku tak menginginkan keadaan ini Aku ingin hapuskan derita hidup ini Dan ayah, yang aku inginkan hanya selalu bersamamu Ditulis oleh : Ayu Suryaningsih, DI Batch 4 dari Kepulauan Riau Terlihat tidak mungkin tapi sedang diusahakan
Menyebrangi lautan tidak bisa hanya berdiri dan menatap air Kecuali kalau punya karpet aladin Terbiasa dengan suara ramai di kepala, " KAMU GAK MUNGKIN BISA" Empat Kata yang sudah sangat membudidaya, Padahal karena ini ada harapan seseorang yang mungkin hampir saja pupus. Kalimat yang seolah buat tenggelam dan tak ingin menyelamatkan diri, Selalu terbayang, bagaimana ya, bisa gak ya.. Sampai akhirnya aku paham, Aku hanya perlu memanjangkan sabar untuk selalu merawat rasa percaya. Karena banyak hal besar yang perlu diawali Percaya walaupun masih dalam angan. Ditulis oleh: Muthia Rangkuti, DI Batch 4 dari SUMUT Haii, ia dirimu Sosok wanita jelita dengan pesona indah dalam tatapannya yang selalu familiar ku panggil IBU Sadarilah kau bahwa ada secuil rasa harap yang dibalut dengan asa tentang perjuangan juga cinta yang dalam ini tentang kasih sayang juga tentang makna anugerah tergores dari setiap kesan yang nampak kau tunjukan dari setiap tindakan dan pengorbananmu Aku tak mengerti makna cinta, jika kau tak hadirkan itu dalam belaianmu akupun tak memahami makna sayang jika tak kau berikan kesan rasa itu untukku Akhirnya ku sadari sebuah kata Anugerah yang sudah Tuhan ciptakan terimakasih Tuhan sudah menganugerahkan seorang Ibu untukku sosok wanita hebat dan kuat yang tak pernah lelah ia mencintaiku walau terkadang rasa sakit dan sedih yang banyak ku berikan Akhirnya ku mengerti makna Anugerah itu kau menghadirkannya Terimakasihku untukmu, IBU... Ditulis oleh: Hamzah Sutisna. DI Batch 4 dari BANTEN
|
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Categories |