Hallo Sobat Inspirasi ✨
Hallo Indonesia 😇 Salam damai sejahtera bagi kita semua, perkenalkan aku Afrianto Rehiara, ada banyak sapaan yang dipanggil orang kepadaku. Ada yang manggil Af, Afri, Fri, Rian, Ian, Yanto dan ada yang manggil Rianto. Aku salah satu mahasiswa Teologi (Kajian Teks) di Institut Agama Kristen Negeri Ambon. Selain berkualiah kesibukan aku adalah mengikuti beberapa organisasi baik dalam kampus maupun diluar kampus. Aku adalah anak bungsu yang lahir dari keluarga yang tidak mampu namun mempunyai mimpi yang besar menjadi seorang leader. Kedua orang tua aku tidak mempunyai pekerjaan yang tetap, kadang ayah aku sebagai nelayan, kuli, petani begitu pun ibu aku yang kadang menjadi pembantu rumah tangga, tukang nyuci pakaian, berkebun, dan papalele. Pekerjaan orang tua aku yang seperti itu membuat orang lain memandang rendah kedua orang tua aku. Orang tua aku tidak berpendidikan tinggi tetapi hanya sebatas SD. Namun mereka adalah ruang belajarku yang penuh dengan ilmu kehidupan. Dengan kekurangan yang ada, orang tua aku berusaha menyekolahkan aku dan saudara-saudaraku sampai selesai SMA. Aku bangga terlahir dari keluarga yang miskin dan dipandang rendah, karena dari situlah aku belajar hidup tidak akan selalu mulus dan tidak mengharapkan keuangan orang tua. Aku sejujurnya bukan anak bungsu yang dimanja namun aku berusaha sampai ke titik ini, karena hanya modal keberanian. Jatuh bangun aku lalui pedis, pahit, asin dan manis hidup. Berbicara soal pendidikan aku sudah berhenti sejenak SD namun karena Tuhan berkehendak lain aku bisa sampai di perguruan tinggi. Banyak orang melalui pendidikan di SD 6 tahun tapi aku 8 tahun. Saat itu aku sangat dikucilkan, kadang dibully ama teman, bahkan juga keluarga dan masyarakat sekitar. Aku pernah ingin mengakhiri hidupku ini. Tapi aku kembali sadar tidak baik niat aku itu. Karena keluarga aku kurang mampu, aku ketika beranjak ke SMP aku dibilang sama ibu jangan lanjut lagi ke SMP begitupun SMA dan lanjut kuliah. Namun aku keraskan hati aku dan aku ingin lanjut, akhirnya aku bisa sekolah di SMP dan SMA. Sewaktu SMP aku mulai dipandang semua orang karena mewakili Provinsi untuk ikut Jambore Nasional di Jakarta waktu itu, kemudian aku mengasah terus skill aku sambil berdoa, "Tuhan aku pengen kuliah dan mengangkat derajat orang tua aku". Di SMA aku mulai disibukan dengan berbagai kegiatan mewakili sekolah, kecamatan dan juga kabupaten dalam berbagai kegiatan. Aku berfikir meskipun aku belum bisa berikan uang untuk kedua orang tua aku tapi setidaknya aku bisa membanggakan mereka melalui kegiatan yang aku ikuti. Singkat cerita aku sudah diakhir studi dibangku pendidikan SMA, disitu ada beberapa siswa yang dipanggil dan daftar SNMPTN saat itu aku diam-diam perhatiin mereka. Aku berkata dalam diriku, Tuhan aku pengen kuliah sama seperti mereka namun aku tidak mempunyai biaya Tuhan! dengan tidak sengaja air mata aku jatuh. Aku mencoba mendaftar seleksi IPDN karena aku pikir tidak dipungut biaya dan juga biaya kuliahnya ditanggung semua, tetapi baru awal daftar saja aku sudah gagal akhirnya setelah lulus SMA aku bekerja di tempat ibu jadi pembantu, sebenarnya semasa aku sekolahpun aku sudah sering kerja bersama ibu disitu tapi tidaklah lama. Aku kerja sambil menunggu ada respon dari Tuhan atas doa aku. Suatu ketika aku scroll Facebook ada salah satu dosen dari Institut yang aku kuliah sekarang chat aku di messenger dan tanya tentang aku dan pendidikan aku, kemudian dosennya tawarin aku kuliah di Institut yang aku kuliah ini dan ada beasiswa bagi aku, awal aku tidak percaya karena ini media sosial kadang ada penipu. Aku mulai mencari perguruan tinggi tersebut dan aku mencoba mendaftar dan tes melalui jalur portofolio dan Puji Tuhan aku dinyatakan lolos. Ketika tes aku tidak cerita sama siapapun termasuk orang tua aku. Pas aku lolos aku ceritakan semua ke orang tua dan orang tua aku tidak keberatan dan ijinin aku untuk lanjut kuliah. Setelah itu panitia penerimaan mahasiswa baru menyuruh aku segera ke Ambon karena akan ospek. Tapi lagi lagi terkendala karena uang. Meskipun aku kerja di toko tapi uang tidak mencukupi karena hanya 300 ribu perbulan akhirnya aku memutuskan menjadi kuli batu, aku kumpulin batu sendiri sehari aku dapat 2 trek dan aku kumpulin 4 trek dan pada akhirnya aku bisa kumpulin uang untuk biaya keberangkatan ke Ambon dan buat makan aku sebelum beasiswa dicairkan. Dalam keberangkatan aku dimasa Covid-19 yang lagi panas-panasnya itu aku berangkat menggunakan kapal laut selama 3 hari 3 malam tanpa pemberian uang sepeserpun dari orang tua. Aku berangkat ke kota yang belum aku paham benar tentang kota itu. Aku hanya berlandaskan keberanian. Setelah sampai dikota Ambon aku naik ojek dan dimasukkan ke asrama. Aku sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan, aku bisa ada sampai titik ini karena penyertaannya dan ketika aku merasa berada di suatu titik terendah aku selalu berfikir kenapa aku ada dititik ini, aku mulai rubah jalan dan aku selalu ingin mendengar shering orang lain dan juga teguran. Bagi aku kritikan adalah semangat aku untuk berjuang dan tunjukan kepada mereka aku akan jauh lebih baik dari apa yang orang lain kitik. Aku mulai mengubah cara pandang aku dan mencoba belajar dari pengalaman dan itu berhasil aku bisa lewatin semuanya sampai titik ini. Menjadi seorang duta bagiku sangat tidak terbayangkan karena aku udah kedua kalinya mendaftar namun aku mencoba lagi. Pada akhirnya aku bisa lolos, mendengar kelolosan aku gementar dan menangis bisa ada diposisi ini. Jadi apapun kondisi aku, aku akan menajemen waktu untuk mengerjakan tanggung jawab aku untuk Duta Inspirasi Indonesia terlebih khusus untuk program Millenials Menginspirasi yang sudah memilih aku. Dari pembawaan aku yang dulu tidak percaya diri aku mulai percaya diri dan aku ingin mengubah cara pandang anak muda diluar sana yang kurang percaya diri. Karena aku yakin mereka bisa tampil tapi mereka kurang percaya diri. Pesanku bagi kalian para pejuang, jangan jadikan kritik orang lain sebagai tongkat yang memukul kamu untuk jatuh tapi jadikan itu tongkat untuk membantumu untuk bangkit lebih dari yang sebelumnya. Ketika jatuh bangkit lagi, ketika jatuh bangkit lagi maka peluang sukses bagimu akan lebih mudah. So jangan menyerah karena suatu masalah, ingat bahwa ketika kamu ada di titik saat ini itu sungguh sulit. Kamu sudah banyak lewatin banyak masalah masakan hanya karena satu masalah saja kamu mau menyerah! Menata masa depanmu dari sekarang bukan nanti, karena nanti akan membuat kamu menjadi malas untuk berjuang. Ingat bahwa kesuksesan bukan milik mereka yang banyak uangnya tapi kesuksesan milik mereka yang mau berjuang dengan penuh semangat. Dan dalam kekurangan kamu Tuhan ikut berjuang bersama kamu. Jangan kuatir tentang hidup kamu besok karena Tuhan sudah menatanya. Instagram : @afrirehiara Email : [email protected] Afrianto Rehiara (Duta Insprasi Maluku)
2 Comments
Andi Almirah
8/11/2022 00:40:30
aaa afri semangat terus yaa🥺🥰
Reply
Danil
22/11/2022 16:41:50
Semangat Kaka 😎😎
Reply
Leave a Reply. |
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
September 2023
|