Banyak yang mengungkapkan bahwa Indonesia adalah tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman, seperti syair lagu kolam susu yang sangat terkenal pada zamannya. Perjuangan pahlawan di balik indahnya Indonesia adalah bukti nyata bahwa mereka telah melewati banyak rintangan. Negara asing masuk ke Indonesia, menjajah tanah air untuk kesenangan sepihak dan mempekerjakan secara paksa orang-orang Indonesia. Berkat semangat dan persatuan elemen bangsa Indonesia dari Sabang hingga Merauke, dari yang muda hingga yang tua menjadikan kekuatan besar untuk mewujudkan Indonesia yang bebas dari penjajahan. Kekuatan terbesar yang membara yakni bersumber dari gelora semangat para pemuda. Tanpa semangat dan tekad kuat generasi muda, Indonesia tak akan dapat mengusir para penindas kejahatan yang ingin memperebutkan negara ini. “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya, beri aku 10 pemuda niscaya akan ku guncangkan dunia” begitulah kutipan Bung Karno yang sampai saat ini mendarah daging di dalam jiwa pemuda. Dari kutipan itu, mengandung arti bahwa pemuda memiliki kekuatan besar untuk berkontribusi dalam membangun Indonesia guna dikenang oleh mata dunia.
Saya, Aqilatun Zulfa, mahasiswi profesi ners dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Purwokerto menjadi tempat impian saya untuk mengenyam pendidikan sejak SMA. Menempuh pendidikan di bidang kesehatan sendiri menjadi pilihan saya yang telah lama tumbuh subur di dalam jiwa. Hidup memang harus punya tujuan, bermimpilah setinggi mungkin dan raihlah impian itu hingga menjadi sebuah kenyataan. Jatuh bangun sebuah perjuangan memang terkadang perlu, agar kita terasah menjadi pribadi yang lebih baik. Menginjakkan kaki di SMA Negeri 1 Slawi, sekolah favorit di Kabupaten Tegal, di sinilah banyak lika-liku yang saya lewati. Saya menempuh di sekolah ini dalam bidang IPA. Kemudian saya memilih untuk terjun di dunia yang berkaitan dengan kesehatan sebab impian saya ingin melanjutkan pendidikan yang berkaitan medis. Oleh karena itu, saya ingin memupuki ilmu medis lebih awal agar kelak mempunyai bekal di hari esok. Saya percaya generasi muda yang memiliki tujuan lebih awal akan memiliki peluang lebih besar dari yang lain. Orang sukses bukanlah orang yang selalu menikmati kebahagian, namun dialah sosok yang pernah terjatuh dan tetap bangkit hingga cita-cita yang diimpikan tercapai. Saya bukanlah orang yang genius, tetapi saya adalah sosok pribadi yang berani memperjuangkan impian saya. Semenjak saya duduk di SMP, saya memang selalu mendapat peringkat 3 besar di kelas, bahkan saya pernah memperoleh peringkat 10 besar paralel di sekolah serta pernah meraih nilai Matematika sempurna dan tertinggi di sekolah. Dengan hasil pencapaian itu orang tua merasa bangga karena berawal dari sosok saya yang lambat dalam berpikir tiba-tiba berputar kedudukan. Akan tetapi, jika saya hanya berfokus pada materi, tanpa memikirkan soft skill, kelak jika saya di hadapkan dengan masalah besar, saya tidak akan bisa berpikir kritis dalam menanggapi permasalahan. Tekad itulah yang membuat saya ingin aktif di organisasi. Memilih jalan hidup untuk menjadi pribadi yang aktif dalam organisasi dan prestasi akademik memang bukanlah hal yang mudah. Kedua hal itu sangatlah sulit jika kita ingin menjadi pribadi yang unggul dalam kategori keduanya. Tetapi bukankah orang- orang sukses di lua sana juga pernah merasakan arti sebuah kegagalan? Bukannya mereka juga pernah terjatuh dalam perjuangan? Tetapi mereka tetap bertahan biarpun tantangan semakin hari semakin menaungi kehidupan. Hingga pada akhirnya kisah mereka dikagumi oleh khalayak umum. Penindasan, pembunuhan, krisis ekonomi hingga penjajahan itulah yang dialami negara Indonesia dahulu. Tetapi berkat perjuangan orang-orang hebat, Indonesia dapat diantarkan menjadi negara yang kita alami saat ini. Begitu pula kehidupan saya, memilih untuk aktif di PMR dan akademik di bangku SMA menjadi suatu tantangan tersendiri yang saya alami. Banyak pelajaran hidup yang saya peroleh saat memilih jalan hidup dengan aktif diorganisasi, tetapi kehidupan tak senada dengan alunan melodi. Nilai turun, prestasi turun itulah yang saya asakan, tetapi saya percaya ini bukanlah akhir perjalanan, justru inilah tonggak kesuksesan yang akan saya rasakan kelak. Kehidupan bukanlah seperti gula yang selalu manis di lidah tetapi juga terkadang kita perlu merasakan pahitnya perjalanan. Mengemban tugas menjadi ketua organisasi kesehatan merupakan diluar bayangan saya. Tetapi teman-teman memilih saya untuk dapat mengembang menjadi Ketua PMR di sekolah. Menjadi seorang pemimpin di organisasi adalah pengalaman pertama saya, mengingat dulu saat SMP saya bukanlah sosok yang aktif diorganisasi. Disinilah saya belajar banyak bagaimana memimpin sebuah organisasi. Hingga pada saatnya, melihat kinerja saya selama di PMR, PMI kabupaten Tegal mempercayai saya untuk mewakilkan Kabupaten Tegal di acara Konferensi PMR Tingkat Jawa Tengah. Pengalaman inilah yang mengantarkan saya berada di tingkat provinsi. Di sana saya bertemu dengan orang-orang hebat yang memiliki kisah tersendiri dalam perjuangan mereka di PMR. Di acara ini saya juga mendapatkan kesempatan untuk dapat menampil bakat yang saya miliki di hadapan generasi hebat Jawa Tengah yaitu penampilooan puisi kemerdekaan sekaligus memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Penampilan ini, saya berkolaborasi dengan teman-teman pilihan yang lain. Selain itu, keesokan harinya saya ditunjuk oleh panitia konferensi untuk menjadi pembawa baki di acara upacara Kemerdekaan di PMI Jawa Tengah. Banyak kisah baru yang saya ukir di Konferensi ini. Pengalaman yang saya dapatkan yaitu saya masuk dalam kandidat 4 besar Calon Koordinator Daerah PMR Jawa Tengah. Pemilihan koordinator daerah menggunakan sistem pemilu dan alhasil saya mendapatkan urutan kedua dengan selisih 3 poin. Biarpun saya tidak terpilih menjadi koordinator daerah tetapi pengalaman yang saya dapatkan di acara ini sudah lebih dari segalanya. Palang Merah Remaja adalah organisasi yang menggoreskan prestasi dalam catatan kehidupan saya. Kegiatan rutin PMR yang dinaungi oleh PMI Cabang setiap dua tahun sekali di tingkat kabupaten yaitu “Jumpa Bakti dan Gembira (Jumbara)”. Jumbara adalah perlombaan PMR di tingkat kabupaten dan saya mendapat peringkat 1 Lomba Remaja Tangguh. Cabang lomba ini adalah perkaderan remaja dalam mengatasi masalah sosial dan dalam hal ini lomba cabang ini mengangkat tema tentang Narkoba dan Mematuhi Peraturan Lalu Lintas. Setelah perlombaan ini, saya diamanahkan untuk menjadi bagian dari kontingen Kabupaten Tegal dalam perlombaan Jumbara Daerah (Jumda) tingkat Provinsi Jawa Tengah. Saya dipercaya untuk menjadi tim lomba Aksi Cepat Tepat atau biasa dikenal dengan LCC (Lomba Cerdas Cermat). Dalam perlombaan ini tim Kabupaten tegal berhasil merebutkan juara umum 1 tingkat Jawa Tengah. PMR memang sangat mengenang di mata saya. Selain saya mengemban tugas menjadi ketua PMR di sekolah, di tingkat kabupaten saya juga dipercaya untuk menjadi Wakil Koordinator Bidang 1 di Forum Remaja Palang Merah Indonesia (FORPIS) Kabupaten Tegal. Kontribusi yang saya lakukan disini, salah satunya yaitu program kerja penghijauan bekerjasama dengan komunitas lain. Target tim kami yaitu melakukan penghijauan di tepi pantai bebas yang terhempas oleh tumbukan sampah yang diseret ombak laut. Melihat kondisi tepi pantai yang sangat miris, tim kami terketukan hatinya untuk terjun langsung membersihkannya agar terlihat indah kembali. Tiga tahun mengabdikan diri di organisasi ini memang sangatlah sulit. Banyak pencapaian yang saya dapatkan, tetapi banyak juga hambatan yang saya lewati. Hambatan itu tetap saya lewati, karena saya yakin hal ini adalah awal perjuangan saya. Menginjakkan kaki di kelas tiga SMA semester dua memfokuskan saya untuk fokus meraih cita-citaku untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Dari pengalaman menelaah hikmah yang saya dapatkan di waktu SMA, dimana masa jatuh bangunnya mempertahankan akademik dan aktif diorganisasi. Alhasil biarpun saya terjun aktif di organisasi tetapi saya tetap mengingat akademik saya di bidang perkuliahan dan hasil nilai selama satu tahun mendekati nilai sempurna. Semua yang saya lakukan selama ini karena berkat dukungan kedua orang tua saya dan tentunya saudara, teman terdekat saya yang selalu memberikan semangat dengan apa yang saya lakukan, baik saya dalam posisi dibawah maupun sebaliknya. Karena tanpa mereka, saya hanyalah serpihan batu yang tak dapat di satukan kekuatannya. Harapan saya semoga 135 impian yang saya tuliskan dapat menjadi saksi atas perjuangan yang saya lakukan untuk mewujudkannya. Seperti motto hidup yang selalu saya ingat dalam diri saya yaitu “Jadikan Masa Lalu Sebagai Pendongkrak Masa Depan yang Gemilang”.
0 Comments
Leave a Reply. |
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
September 2023
|