"Ayo, pilih aku! Pilih aku! " bisik sebuah kuas yang berada diatas rak paling atas, kuas itu sangat berdebu. Saat itu, ada gadis yang memandanginya. Sepertinya, gadis kecil itu tertarik pada kuas yang dijual ditoko barang antik itu.
"Itu, ma. Itu! " gadis kecil tadi menunjuk-nunjuk kearah kuas yang tampak berdebu dan tidak terawat itu. Akhirnya mama gadis kecil itu membeli kuas antik tersebut. Betapa bahagianya kuas antik bercorak batik itu menjadi milik gadis kecil itu. Gadis kecil itu ternyata bernama Mia. Ia selalu mengunakan kuas antiknya untuk melukis, Mia memang memiliki hobi melukis, maka dari itu dia sangat suka melihat kuas yang tampak unik. Suatu hari tanpa sengaja Mia menumpahkan cat tembok diatas kuasnya, sehingga membuat kuas itu sulit untuk digunakan melukis lagi. Mia sudah mencoba untuk menghilangkan bekas cat tembok yang melekat di kuas antik miliknya, namun itu semua sia-sia cat tembok itu begitu sulit untuk dihilangkan, rambut kuas sekarang berubah menjadi kaku. Walaupun demikian, Mia tidak tega membuang kuas antik miliknya. Dengan susah payah ia tetap mengunakan kuas itu. Padahal mama sudah membelikannya kuas yang baru, namun Mia menolak pemberian mamanya. Beberapa hari kemudian Mia ingin mengikuti lomba melukis, tapi sayang dia mengundurkan diri karena ia tidak ada kuas yang ia mau gunakan. Mamanya sudah membelikannya bermacam-macam jenis kuas. Tapi itu semua tidak ada yang disukai Mia. Mia pun pada akhirnya datang lagi ke tempat toko barang antik ia ingin mencari kuas yang serupa dengan miliknya. Namun sayang di toko antik tersebut sudah tidak ada lagi kuas antik tersebut, karena memang kuas itu hanya satu-satunya barang antik yang langka. Penjaga toko barang antik menyarankan Mia untuk mencuci kuas antik tersebut dengan perasan air jeruk. Akhirnya Mia pulang dari toko barang antik dengan wajah senang. Ia langsung meminta mamanya untuk langaung kepasar membeli jeruk. Sesampainya dipasar Mia langsung memilih jeruk nipis. Dia pulang dengan penuh keyakinan kalau memang nantinya kuas antik itu akan kembali cantik. Setelah sampai dirumah mia langsung menyiapkan tempat untuk memeras jeruk nipis. Setelah dirasa cukup Mia menyikat setiap helai demi helai bekas cat tembok itu. Noda yang melekat di kuas lambat laun menghilang, Mia begitu girang, disaat itu juga keajaiban terjadi kuas antik itu tampak bercahaya berkilauan. Mia pun memutuskan untuk ikut perlombaan melukis tingkat sekolahnya. Mia dengan percaya diri mulai melukis pemandangan sawah yang begitu indah, dia pun mulai mewarnai lukisannya dengan kuas antiknya. Lukisan mia sangat begitu bagus, terlihat nyata lukisannya. Pada akhirnya Mia lah yang menjadi pemenang dalaam perlombaan melukis itu. Mia pulang membawa hadiah dan hasil lukisannya kepada mamanya. Mamanya sangat mendukung Mia, terlihat wajah bahagia di wajah Mia. Mia memutuskan untuk memasang lukisan itu didinding kamarnya. Petualangan Mia baru dimulai disaat ia sedang asyik memasang lukisan itu secara tiba-tiba ia terperosok masuk kedalam lukisannya bersama kuas antik miliknya. Mia tampak kebinggungan dengan itu semua, dia menjerit meminta pertolongan namun tidak ada satu orangpun disana. Secara tiba-tiba mia dikagetkan dengan suara yang mengajaknya dia berbicara. "Halo, Mia. Selamat datang didunia lukisan," Kata kuas antiknya Mia melihat sekelilingnya, namun dia tidak menemukan siapa-siapa, lalu ia melihat kuas antik miliknya tampak bergerak sendiri melayang-layang diudara. "Kuas antik, itukah kamu? "tanya Mia dengan keheranan "iya, Ini saya kuas milikmu"sahut kuas antik "kamu kok bisa berbicara"tanya Mia kembali "Iya memang aku kuas ajaib, aku tertidur cukup lama. Hingga pada akhirnya aku memiliki seorang tuan yang membangunkan ku dari tidur yang panjang. Terima kasih telah memabasuhku dengan perasan air jeruk itu, sehingga aku bisa menari-nari diatas kertas. Mia tidak begitu percaya dengan apa yang ia alami saat ini. Ia menganggap kali ini hanya lah mimpi. Namun disaat ia mencubit wajahnya terasa sakit. Dia baru percaya kalau ini semua adalah kenyataan. Mia kebinggungan mencari jalan keluar dari dalam lukisan itu, kuas pun memintanya untuk mengayunkan kuas antik itu kedalam tembok rumahnya kembali, disaat itu juga Mia kembali lagi di kamarnya. Mia sangat senang karena ia memiliki kuas ajaib. Ia berjanji akan selalu menjaga kuas ajaib miliknya. Kuas ajaib itupun menjadi sahabat Mia, yang selalu menemani Mia dalam setiap lukisan yang ditorehkan oleh Mia.
5 Comments
|
Details
Archives
May 2022
Categories |