Di sebuah sungai kecil, seekor burung bangau berjalan dengan langkah yang begitu anggun. Ia menatap air sungai yang sangat jernih, dan dengan leher dan paruhnya yang panjang, ia bersiap untuk menerkam mangsanya di dalam air.
Burung bangau tersebut begitu senang melihat ke dalam air, karena pagi hari itu, banyak sekali ikan-ikan kecil yang berenang. Namun, dengan angkuhnya ia berujar pada dirinya sendiri “Hari ini Saya tidak mau makan ikan-ikan kecil,” “Saya adalah burung bangau yang anggun, tidak sepantasnya Saya memakan ikan-ikan kecil di sungai ini,” kata bangau dengan angkuhnya. Si bangau yang angkuh itu pun kemudian menanti datangnya ikan yang lebih besar untuk ia mangsa. Waktu pun berlalu, hari semakin siang dan burung bangau yang angkuh itu tetap menunggu ikan yang lebih besar. Namun saat hari telah siang, ikan-ikan kecil yang ada di tepian sungai berenang ke tengah sungai. Hingga akhirnya burung bangau yang angkuh itu tidak lagi melihat seekor ikan pun di sungai itu, dan membuatnya terpaksa memangsa siput kecil yang berada di pinggir sungai. Cerita dongeng pendek tentang burung bangau yang angkuh di atas, memberikan pesan moral untuk anak agar tidak bersikap angkuh atau sombong, karena akan merugikan orang lain dan juga diri sendiri. https://katadata.co.id/safrezi/berita/619a43ff73bd3/5-cerita-dongeng-pendek-sarat-makna-dan-pesan-moral PENULIS Nama : Maya Arinda Putri Nurmadani TTL : Jember, 3 November 2002 Alamat : Mamuju, Sulawesi barat Gmail : [email protected] Ig : mayaarinda_
0 Comments
Di Sebuah Negeri yang sangat indah hiduplah seorang pria yang memiliki wajah buruk rupa, namun memiliki hati yang sangat baik nan tulus. Saat itu pria tersebut sedang bekerja, seperti biasa pekerjaan lelaki tersebut adalah mengumpulkan getah pohon di hutan pinus. Pria itu melihat seekor burung yang tergeletak jatuh di tanah dengan kaki burung yang terluka parah. Akhirnya burung itu pun dibawa pulang dan dirawatnya. Keesokan harinya terlihat burung mulai bangkit dari duduknya. Kakinya yang terluka perlahan mulai membaik. "Alhamdulillah, sebentar lagi kamu lekas sembuh dan bisa kembali terbang di alammu." ujar pria tersebut sambil melihat burung itu dari luar sangkarnya. Kembalilah ia bekerja untuk mengumpulkan getah pohon di hutan pinus. Di rumahnya kicauan burung itu sangat besar dan indah, namun bagi pria tampan yang satu ini tidaklah indah sama sekali. Seorang pria yang sangat tampan bahkan mendapat julukan pria tertampan di negeri yang sangat indah tersebut dan jauh bertolak belakang dari pria buruk rupa dimana sifat dari lelaki pria tersebut juga begitu sombong dan angkuh. Pria tampan itu mendatangi burung yang berisik ini dan mengeluarkannya dari kandang. "Brisik!!Brisik!!Brisik. Dasar burung jelek, kamu sama saja dengan si pria buruk rupa itu." kata pria tampan ini dengan penuh kesal sambil menatapi burung di genggamannya. Hari itu juga pria tampan itu membawa dan memasaknya untuk dijadikan santapan malam hari. Sore hari waktu pulang si buruk rupa untuk beristirahat. Pria tersebut jalan sambil tersenyum membawa makanan burung. Dari kejauhan ia melihat sangkar yang ditempati burung yang ia tolong terbuka lebar dan burung itu sudah tak di kandang lagi. Ia berpikir bahwa mungkin saja burung itu telah pergi dengan sendirinya tapi terbesit kejanggalan di pikiran pria tersebut bahwa bagaimana burung itu bisa keluar dari kandang sedangkan kandang ini terkunci dari luar. Pagi hari yang cerah sebelum berangkat kerja ia menatapi kandang dan terus memikirkannya, dan dari luar pagar rumahnya si pria tampan itu muncul dan berteriak kepadanya. "Hai kamu Si Pria Buruk Rupa, kamu gak perlu lagi mengurusi atau merawat burung itu, urus dan rawat saja wajah kamu itu. Hahahah (Sambil tertawa terbahak-bahak)." Pria buruk rupa itu lalu bertanya "Apakah kamu yang membebaskannya dari kandang ini?". Lalu dengan percaya diri iya mengatakan "Yah, aku membebaskannya, memasak dan memakan dagingnya dan ini tulang dari burung itu." Ia melemparkan tulang burung itu ke dalam pekarangan pria buruk rupa. Segera pria buruk rupa ini menangis dan memungut tulang burung itu satu persatu, ia menguburnya dengan baik-baik tepat di halaman rumahnya. Satu hari setelahnya pria buruk rupa ini kaget melihat ada pohon yang sangat indah tumbuh di depan rumahnya, daunnya begitu cantik dan wangi. Dari arah selatan terbanglah seekor burung yang persis dengan burung yang kemarin ia tolong. Ia baru tersadar bahwa tempat tumbuh pohon ini adalah tempat ia menguburkan tulang burung itu. Sampailah burung itu di depan pohon dan berkata wahai pria yang baik hati ambillah getah pohon ini dan rebuslah bersama daunnya yang wangi lalu minumlah air rebusannya, maka engkau akan melihat keajaiban. Tak sempat pria tersebut mengajukan pertanyaan kepada burung itu, burung tersebut terbang cepat meninggalkannya. Akhirnya hari itu juga Pria buruk rupa ini melakukan perintah si burung tadi. "Aku bingung dengan perkataan burung tadi perihal keajaiban." ujar dalam hati sambil merebus getah dan daun pohon tersebut. Setelah meminum air rebusan getah dan daun pohon tersebut ia bergegas keluar dari rumahnya untuk bekerja. Dalam perjalanan ia dilirik gadis-gadis dari negeri tersebut. Ia pun menghiraukannya karena berpikir itu adalah hal yang sering terjadi, sebab ia memiliki wajah buruk rupa. Sampai ketika ia memasuki hutan pohon pinus dan betapa terkejutnya ketika seluruh gadis dari negeri tersebut mengikutinya dari belakang. Kenapa kalian mengikutiku seperti ini? Aku tahu aku buruk rupa, tolong jangan ganggu aku, aku ingin bekerja." ucap pria sambil menunduk dan kurang percaya diri. Dihampirilah ia oleh salah satu gadis dari negeri tersebut dan memberinya cermin. "Inilah yang membuat kami mengikutimu sampai di sini." segera ia mengambil cermin tersebut dan betapa terkagetnya ia ketika melihat wajahnya begitu bersih, tampan dan bersinar. Berbeda jauh dari awal wajahnya ketika dijuluki Pria Si Buruk Rupa. Di hari yang sama, Si Pria tampan dan sombong itu mendapatkan penyakit yang tidak dapat disembuhkan karena memakan daging burung yang dirawat oleh pria buruk rupa waktu itu. Pria yang sebelumnya mendapat julukan Pria tertampan di negeri indah ini harus mendapat julukan Pria Buruk Rupa dan Penyakitan. Akhirnya seluruh warga mengusirnya karena tak mau tertular oleh penyakit darinya. Tapi lagi-lagi karena kebaikan hati dan ketulusan dari pria buruk rupa yang kini mendapatkan gelar Si Pria tertampan di negeri ini, menolongnya dan memberinya tempat khusus agar dia bisa tetap tinggal di negeri ini dan tidak hanya memberinya tempat tapi juga merawatnya, persis ketika ia menolong burung itu. Sayang pohon yang membuat pria buruk itu bisa seperti sekarang lenyap setelah ia mendapatkan keajaiban tersebut. Akhirnya Pria Tampan dan Sombong itu yang kini menjadi Pria Buruk Rupa dan Penyakitan dengan penuh rasa bersalah menyesali perbuatannya, meminta maaf dan berterima kasih kepada Pria Buruk Rupa yang kini menjadi Pria Tertampan di negeri yang sangat indah tersebut. Pesan moral atau hikmah dari kisah di atas: APA YANG KAU TANAM, ITULAH YANG KAU PETIK. Sebesar apa kebaikan yang kita lakukan, sebesar itu juga kebaikan kembali kepada kita. Sebaliknya, sebesar apa keburukan yang kita perbuat maka sebesar itu juga keburukan itu kembali pada kita. BIODATA PENULIS Muhammad Syahrullah. Sr, lelaki asli keturunan Bugis Makassar yang akrab disapa Rull atau Syarh dan memiliki nama rumah Angga. Lahir di Ujung Pandang, 22 Oktober 2001. Memiliki ketertarikan terhadap dunia kepenulisan sejak duduk dibangku kelas 6 SD dan telah menulis -+ 15 Buku Antologi dan beberapa kali menjuarai Cipta Baca Puisi dan kompetisi kepenulisan sastra lainnya seperti Cipta Cerpen, Karya Tulis Ilmiah dan Esai. Jejaknya bisa teman-teman temui di akun Instagram pribadi miliknya: @syarh.sr. |
Details
Archives
May 2022
Categories |