Menjadi anak perempuan satu-satunya di keluargaku membuatku susah mendapatkan izin untuk melanjutkan pendidikan di tempat yang aku sukai. Sebelum itu, perkenalkan namaku Azzahra Putri. Aku berasal dari keluarga yang sangat sederhana, jauh dari kata mewah. Mungkin kondisi keluargaku yang menjadi salah satu faktor orang tuaku tidak mengizinkan aku untuk sekolah ke luar kota. Terlebih jika mengingat kakakku yang sekarang, membuat mereka jadi tidak bersemangat untuk menguliahkan anaknya.
Pekerjaan yang di dapat dengan jurusan yang diambil saat kuliah sangat berbeda jauh. Itulah sebabnya kedua orang tuaku menganggap bahwa percuma kuliah jika nanti tidak sesuai dengan apa yang sudah dipelajari selama 4 tahun ini. Terkadang alasan ini membuatku tidak terima. Sebab, hanya karena alasan pekerjaan aku yang harus mengubur impianku. Tekadku yang sudah lama dibangun tidak ingin aku putus dalam seketika. Meyakinkan ayah dan ibu untuk merestui niatku melanjutkan kuliah ke luar kota, tepatnya di Yogyakarta membuatku harus ekstra sabar dan kuat. Yogyakarta, kota yang dikenal sebagai kota pelajar ini membuatku jatuh hati dan tidak bisa berpaling. Kota yang menghipnotisku dengan berbagai macam tempat pendidikan yang luar biasa bagus apalagi Universita impianku, Universitas Gadjah Mada. UGM membuatku termotivasi untuk bisa membangun semangat dan terus mau belajar. Diibaratkan aku sudah tergila-gila dengan kampus satu ini. Sejak kelas 2 SMA, aku sudah mulai aktif mengikuti tes ataupun latihan-latihan soal untuk SBMPTN. Aku yakin jika aku memulai lebih awal maka hasilnya juga tidak akan mengecewakan, walaupun semuanya kita serahkan pada Tuhan. Ketika masuk kelas 3 SMA, aku kembali meyakinkan hati kedua orang tuaku jika aku memang benar-benar ingin kuliah di UGM, kampus impianku. Lagi-lagi orang tuaku menolak dengan berbagai alasan. Tidak sampai di sini dan aku tidak mau putus asa hingga tibalah pengumuman siswa-siswi yang masuk untuk SNMPTN. Karena modal nekat dan percaya pada Allah, akhirnya aku memutuskan untuk daftar di UGM. Menjadi bahan tertawaan teman dan guru karena pilihanku yang terlalu jauh tidak membuatku malu, itu malah semakin membuatku bangga. Aku semakin bersemangat untuk bisa membuktikan pilihanku itu. Walaupun sempat sakit hati dan menangis karena di tertawakan guru di dalam kantor, itu tidak memengaruhiku untuk berhenti. Bahkan, temanku yang memang mengerti mimpiku selalu berkata bahwa kesuksesaan itu tidak mudah di dapatkan. “Ra, kamu ini orang yang setia. Jadi, tetaplah bertahan, jangan di dengarkan apa yang mereka katakan dan jangan kamu jadikan beban pikiran apa yang mereka nilai. Orang tidak tahu apa yang kamu mimpikan selama ini. Kunci orang sukses itu bisa bertahan di atas berbagai macam guncangan.” nasehat Miaranda, temanku yang selalu memberikan aku kekuatan positif. Ia satu-satunya teman yang terus mendorongku untuk bisa melanjutkan mimpi-mimpi itu. “Aku sebenarnya tidak mau mendengarkan semua cacian mereka, hanya saja terkadang aku merenung. Apakah jalan yang aku ambil ini memang salah?” aku menatap wajahnya untuk meminta pendapat. Ingat ini Ra, ingat kembali perjuangan kamu dari kelas 2 dulu. Ingat lagi seberapa besar keyakinan kamu untuk bisa mewujudkan semua ini. Hanya tinggal beberapa langkah lagi kamu akan mendapatkan hasilnya. Jangan pernah berpikir untuk berhenti, karana itu hanya akan membuatmu menyesal seumur hidup. Kamu jangan takut sendiri, aku siap mendukungmu kapan pun. Yang terpenting sekarang kuatkan niat, yakinkan ayah sama ibu, dan jangan pernah berhenti untuk berdoa.” Kata-kata inilah yang terus terngiang di dalam pikiranku ketika aku ingin menyerah. Dari sini aku yakin bahwa tidak semua orang membenci dan menghina mimpiku. Di setiap niat baik pasti ada jalan yang terlihat walau itu kecil dan berkerikil. Jalan itu sudah dipersiapkan hanya saja siapa yang akan bertahan sampai tujuan dan sanggup melangkahkan kakinya hingga akhir. Kembali mengingat SNMPTN, ternyata itu bukan jalanku. Aku harus bisa menemukan jalan yang lain untuk mencapai tujuanku. Tugasku hanya berusaha, berdoa, dan tawakal, hasilnya tinggal takdir yang menentukan. Tuhan itu tidak tidur, aku yakin jika suatu hari akan terjawab semua mimpi-mimpi ini dengan hasil yang luar biasa. Waktu untuk SBMPTN sudah dekat, aku sudah yakin dengan segala persiapanku untuk bisa ikut serta seleksi itu. Hanya saja aku tidak punya uang yang cukup untuk membayar pendaftarannya. Aku merasa ini adalah akhir dari perjuanganku. Sedih sudah pasti apalagi mengingat selama dua tahun aku belajar untuk mempersiapkan ini semua. Aku sudah hampir putus asa dan tidak tahu harus berbuat apa. Mau meminta kepada orang tua rasanya tidak tega, tidak bisa terucap dari mulut ini. Aku tidak mau menyusahkan mereka lagi. Aku pandangi buku harianku, disana banyak sekali coretan tentang impian-impianku selama ini dan ada tulisan yang paling besar dari banyaknya impian tulisan itu adalah “Biamillah aku yakin bisa berangkat ke kota pelajar”. Sesak sekali melihat tulisan yang hampir tiga tahun ini selalu menemaniku, menjadikanku pribadi yang optimis. Sikap optimis itu hampir saja hilang hanya karena finansial. Terlebih ini hari terakhir pendaftaran. Kurang lebih 15 menit aku menangis menyesali persiapanku yang tidak matang. Harusnya aku bisa mengumpulkan uang yang cukup dengn tepat waktu. Tetapi lagi-lagi Allah membantuku dengan memberiku ide untuk menjual kerajinan yang aku buat sebagai tugas mata pelajaran seni budaya di sekolah. Tas rajut yang berbentuk bulat itu membuatku ingat jika waktu itu salah satu temanku mau membelinya, namun aku menolaknya dengan alasan sayang karena itu kerajinan pertama hasil rajutanku. Dengan senyum yang merekah, aku segera menghubungi temanku untuk menawarkan tas itu, dengan harapan ia masih mau membelinya. Dan tepat sekali, ia masih mau membelinya karena tas itu memang sangat ia inginkan. Sebenarnya ada rasa tidak rela untuk menjualnya tapi aku yakinkan hati bahwa ini demi impian yang sudah lama di bangun. Perihal tas nanti masih bisa dibuat. Dengan langkah cepat dan semangat aku pergi ke bank untuk membayar biaya pendaftaran UTBK. Seminggu kemudian aku diantar kakak untuk melaksanakan UTBK. Sebelum berangkat aku tidak henti-hentinya meminta restu kepada orang tuaku terutama ibu. Bagiku restu mereka adalah kekuatan terbesarku untuk bertempur dengan soal-soal nantinya. Seperti yang aku bayangkan, semua soal sudah terjawab dengan baik. Bagaimanapun hasilnya nanti aku sudah ikhlas karena aku sudah semaksimal mungkin dalam menjawabnya. Tibalah di pengumuman kelulusan, sungguh di luar dugaan, di luar perkiraan. Alhhamdulillah, tidak henti kalimat tahmid terus keluar dari mulutku dengan air mata yang sudah tidak terbendung lagi. Dua universitas sekaligus menerimaku menjadi bagian dari mereka yakni UGM dan UNY. Impianku untuk bisa masuk UGM, menginjakkan kaki di Yogyakarta akan segera terwujud dan yang membuatku tidak bisa berkata-kata lagi adalah orang tuaku tiba-tiba berkata jika mereka ikhlas jika aku harus pergi ke luar kota untuk sekolah. “Ayah dan Ibu sekarang mengizinkanmu pergi. Ibu tahu bagaimana perjuangan kamu mendapatkan izin dari kami dan belajar tanpa henti. Ibu hanya berpesan jangan kecewakan orang tuamu, kamulah harapan kami.” bahagia sekali rasanya mendengar ini semua. Allah Maha Tahu Segalanya, Dia tahu mana yang terbaik bagi hamba-Nya. Aku peluk ibuku dengan erat sambil mengucapkan terima kasih. Akhir dari semua perjuanganku tidak sia-sia, semuanya sudah terbayar. Aku bangga pada diriku sendiri, bukan untuk sombong. Tapi aku ingin mengapresiasi diri sendiri karena sudah kuat sejauh ini. Tertutama aku sangat berterima kasih pada Allah, orang tua, dan temanku yang sudah mau mendukungku sejauh ini. Tidak ada yang tidak mungkin terwujud salah satu mimpi-mimpi yang kita tuliskan di buku atau di pikirkan. Inilah pentingnya menuliskan impian di buku atau di ingatan, agar mimpi-mimpi itu bisa menjadi motivasi diri untuk terus lebih baik lagi. Hanya saja kita harus ikhlas dalam menjalani setiap prosesnya. Kita harus yakin dan terus berdoa. Semua akan terjawab dengan luar biasa. Ditulis oleh : Reza Anggraini (BENGKULU)
5 Comments
Penyuka Langit
28/7/2022 22:08:47
Cerpennya seru
Reply
Zahra
25/9/2022 13:11:36
Keren
Reply
Fina Ilmiyah Amaliyah
22/12/2022 13:45:19
Sangat menarik untuk dibaca
Reply
Rafli175
17/1/2023 23:16:09
Sangat menarik dan seru cerpenya
Reply
cahya
18/7/2023 23:29:17
sangat keren dan menarik untuk dibaca
Reply
Leave a Reply. |
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |