Ku pandangi langit yang mulai gelap diluar sana. Petir berbunyi tiada henti, tanda-tanda hujan mulai menghampiri. Dari dalam jendela rumah aku hendak berdoa dalam hati " Ya Allah, Kapan saya bisa mewujudkan impianku merantau ke negara Jepang, untuk mendapatkan penghasilan lebih ".
Tiba-Tiba terdengar suara Ibu dari area dapur " Bella, Ayo keluar makan ". " bentar Bu" Gumamku lagi. Aku berjalan ke area dapur sambil membantu Ibu menghidangkan makan malam diatas meja, sambil meletakkan piring diatas meja, aku menghela nafas " Hmmm". "Ada apa nak?" tanya Ibu. " Galau bu, lagi mikir kapan aku bisa ke Jepang, karena butuh uang deposit bu sekitar dua puluh Juta dan di tambah pandemi covid19 yang belum berakhir, di Jepang juga lowongan kerja terbatas" Jawabku "Sabar ya nak, kalau memang rezekimu tidak akan kemana. Mengenai uang deposit, nanti Ibu akan usahakan pinjam ke kerabat atau siapapun itu. Bella Jangan khawatir, yang penting kursus bahasa jepangnya tetap dijalani" Sahut Ibu. Mendengar jawaban Ibu, saya langsung bersemangat kembali seakan impianku tidak hanya wacana. Pagi ini, saya memulai aktivitas seperti biasa bekerja di pasar swalayan dekat rumah sebagai staf admin dan sorenya kursus bahasa Jepang. Ya, aku kursus dengan gaji yang aku dapat dari bekerja. Tidak mahal biaya kursus 350 ribu untuk 8 x pertemuan setiap bulannya. **Sebulan Kemudian** Dari kursus bahasa Jepang ini, aku telah mengikuti ujian hingga dinyatakan lulus N3 yaitu tahapan bisa melamar pekerjaan atau magang di sana. Setiap dua minggu sekali Miss Kath tempat saya kursus mengadakan video conference untuk sesama anak kursus agar memperlancar komunikasi dan menambah relasi. Hari berganti hari, bulan demi bulan berlalu. Di kala conference Zoom, Miss Kath memberitahu kalau agent dia di Jepang mendapatkan client untuk di carikan pelayan restoran di sana. Syaratnya bekerja setiap hari selama delapan jam dan bersedia bekerja shift. Setelah setahun bekerja mendapatkan cuti sebulan, aku dan beberapa teman kursus langsung mengiyakan tawaran Miss Kath. Bagaimana tidak aku akan di gaji dua puluh satu Juta jika dirupiahkan walau pekerjaannya lumayan berat yaitu sebagai pencuci piring dan membersihkan dapur. Bergegas aku pulang ke rumah untuk menyampaikan kabar bahagia ini ke Ibu. " Bu, aku berhasil ke Jepang bu " seraya menceritakan detail pekerjaan aku nantinya ke Ibu. Dengan tatapan dalam dan ada air mata disudut mata Ibu, beliau berkata " Selamat ya nak, doa Ibu selalu menyertaimu" ** Empat Bulan Kemudian** Pagi ini aku akan ke bandara untuk penerbangan ke Haneda, ini memakan waktu tujuh jam di udara, dalam hatiku berkata " Terima kasih berkatMu ya Allah, ini pertama kalinya aku naik pesawat dan langsung ke Jepang. Terima kasih buat hari ini dan untuk besok hal-hal yang belum terjadi, aku serahkan sepenuhnya kepada Engkau, Aamin" Ditulis oleh : Ernita (MEDAN)
2 Comments
Khotimah Nur Widyaningtyas
26/9/2022 19:25:58
Bahasa yang digunakan dalam cerpen bagus, ceritanya juga sangat memotivasi. Kita harus senantiasa percaya bahwa Tuhan selalu ada disamping kita, jangan takut punya cita-cita yang tinggi, jika Tuhan berkehendak apapun bisa terjadi. Semangat terus kak dalam berkarya😍
Reply
Ali
21/12/2022 18:37:27
Sangat memotivasi! Seperti kata Andrea Hirata dalam novel Sang Pemimpi, "Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu."
Reply
Leave a Reply. |
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |