Disebuah sekolah menengah atas yang bernama SMA Taruna Negara terdapat sebuah cerita mistis yang setiap tahunnya diceritakan turun temurun oleh setiap siswa yang ada di sana. Ada sebagian siswa yang percaya bahwa cerita itu nyata dan ada juga siswa yang beranggapan itu hanyalah mitos belaka. Sejak dulu SMA Taruna Negara dikenal angker, menurut warga sekitar mereka terkadang sering melihat sosok putih yang berdiri tepat di depan pintu gerbang sekolah tersebut.
Setiap malam sekolah itu tampak suram, ditambah lagi ada dua buah pohon besar yang umurnya sudah cukup tua masih hidup tepat dihalaman sekolah itu membuat aura angker makin terasa kuat. Sebenarnya sekolah itu dibangun berada di tengah keramaian kota, tetapi itu tidak menghilangkan kesan angker disekolah tersebut. Jalan raya itu masih terlihat sangat ramai pada pukul tujuh malam sampai jam sembilan malam, kalau sudah lewat jam sembilan malam hanya ada beberapa kendaraan yang berlalu lalang. Masyarakat sekitar takut lewat jalan tersebut karena sering melihat penampakan ketika melewati jalan tepat di SMA Taruna Negara. Dipagi harinya semua siswa tidak berani berangkat sekolah terlalu pagi, karena mereka tau kalau sekolah itu angker. Guru mengizinkan murid-muridnya untuk berangkat ke sekolah pukul tujuh pagi karena jam segitu matahari sudah cukup untuk menyinari area sekolah. Para guru merasa khawatir kalau siswanya berangkat ke sekolah terlalu pagi ia akan melihat makhluk astral mengguncang mental mereka. Semua makhluk astral yang menempati SMA Taruna Negara dianggap jahat karena mereka sering merasuki siswa yang sering melamun ataupun pergi ke sekolah saat sekolah masih sepi. Suatu pagi Dania berangkat pukul 06.15 WIB dan jam segitu di SMA belum ada satu orangpun datang ke sana. Bahkan satpam yang seharusnya datang lebih awal ini malah datang nya sudah agak rame warga beraktivitas. Dania ini siswi kelas 12 di SMA Taruna Negara pastinya ia sudah banyak mendengar cerita-cerita horor yang ada di sekolahnya. Sebenarnya ia sendiri takut datang ke SMA jam segitu tapi mau gimana lagi dia menjadi ketua event pelaksanaan festival seni di sekolahnya, jadi mau tidak mau ia harus datang pagi-pagi buta untuk mempersiapkan peralatan yang digunakan saat festival nantinya. "Gila nih sekolah tampang nya makin nyeremin banget, padahal dah jam enam lewat kenapa hawanya kek masih malem ya?" Gumam Dania seraya menelan ludah karena rasa takut itu gak bisa dihindarkan. "Mana masih gue sendiri disini, emang bener-bener minta di hajar tuh anak-anak kemarin ngajak berangkat pagi eh sampai sini masih sendirian". Dania menggerutu gak karuan melihat tim yang ia pimpin pada gak kompak. "Mau putar balik rumah gue jauh yang ada nanti pada ngomel gak jelas pas kau telat, klo di sini aja gue merinding si satpam mana belum datang lagi, dan mau ke warung rasanya gak etis kalau cwe pagi-pagi udah mangkal di warung." Dania kayak orang gak waras karena ngomong sendiri melihat situasi yang ia hadapi sekarang. Alhasil ia melakukan video call dengan salah satu temannya dengan harapan agar temanya cepat datang ke sekolah. "Oi Aira" Ucap Dania. Saat itu Aira mengangkat telpon Dania masih setengah sadar sepertinya nyawanya belum sepenuhnya berada di tubuh Aira. "Buruan bangun, mandi, terus cepat datang ke sini" ujar Dania seraya melihat Aira masih membaringkan kepalanya di bantal. "Ngapain ke rumah lu wahai Dania, biasanya kan lu berangkat sendiri tumben nyuruh gue datang ke rumah lu". Jawab Aira ngelantur karena saat mengangkat panggilan video dari Dania wajah Aira tak menatap layar ponsel melainkan menghadap ke bantal. "Tuh muka bisa gak sih diangkat ke atas dikit". Dania heran melihat kelakuan Aira "gue dah sampai di SMA nih" lanjut Dania. Sontak Aira langsung terbelalak melihat ke layar hpnya untuk memastikan keberadaan Dania saat ini. "Ngapain lu jam segini dah sampai SMA tau sendiri tuh SMA angkernya minta ampun" kini Aira yang terkejut melihat kerandoman temannya itu. "Kan lu wakil ketua pelaksana event jadi harus gercep datang ke sini, kemarin kan udah sepakat kalau kita berangkat masih pagi". Dania menagih janji yang diucapkan oleh teman-temannya di hari sebelumnya. "Iya sih berangkat pagi tapi tunggu pintu gerbang buka kali, ini kan pak Yanto belum bukain gerbang". Aira membela dirinya karena ekspetasi Aira dan Dania berbeda. "Udah gak usah banyak omong sekarang kamu cepetan mandi lalu berangkat sekolah, disini sepi jadi merinding gue". Dania terus membujuk Aira agar segera menemani nya di SMA. Setelah menunggu dua puluh menit di depan SMA sendirian akhirnya pak Yanto datang juga membawa kunci gerbang, hati Dania sedikit lega akhirnya setelah menunggu sambil uji nyali di SMA satpam sekolah datang dan menemani dirinya. Dania langsung berpesan ke pak Yanto kalau gerbang sekolah di buka nanti saja karena ia belum berani pergi ke kelas sendirian. Sepuluh menit kemudian setelah kedatangan pak Yanto akhirnya Aira datang juga ke SMA dan langsung saja Dania memperbolehkan pak Yanto untuk membuka pintu gerbang karena mereka berdua harus segera bergegas menyiapkan alat-alat untuk festival nanti. Dua orang berada di sekolah yang cukup besar namun horor ini cukup membuat nyali Dania dan Aira teruji, selama berjalan melewati koridor sekolah menuju ruang seni kaki mereka berdua gemetaran rasanya di sekolah itu seperti mencekam suasananya. Dan setelah penantian cukup panjang berjalan melewati kelas-kelas yang masih kosong akhirnya mereka berdua sampai di ruang seni tempat mereka menyimpan barang-barang yang akan dipamerkan. Namun tepat berada di depan ruang seni Aira seketika mematung melihat ruang seni saat ini. "Nia, lu liat sesuatu gak dilemari tempat penyimpanan miniatur rumah?" Ucap Aira dengan raut datar karena lemari tersebut terbuat dari kaca otomatis semua yang diletakkan disana akan terlihat dari luar. "Apa sih? Palingan ya miniatur miniatur rumah yang berjajar rapi" jawab Dania tak memperhatikan lemari yang dimaksud Aira karena ia tengah sibuk membuka kunci pintu ruang seni. "Liat aja dulu ke arah sana gak usah dibuka tuh pintu" Aira refleks mengarahkan kepala Dania ke lemari yang dimaksud. "Eh jambu itu....?" Dania sontak terkejut dan gak sanggup melanjutkan kata-katanya. "Itu setan tolol bukan jambu". Ujar Aira masih mematung di tempat. "Oke dalam hitungan ke tiga kita harus lari dari sini." Ucap Aira sambil menggandeng tangan Dania. Tanpa pikir panjang Aira langsung menarik tangan Dania dan mengajak nya keluar dari sana, dalam keadaan panik mereka berdua harus melewati lorong-lorong mengerikan di sekolah itu walaupun hampir jam tujuh pagi belum ada siswa yang datang lagi. Sebisa mungkin mereka harus keluar dari sana meskipun kaki rasanya lemas, sementara Dania masih shock dengan apa yang ia lihat barusan karena seumur hidup baru melihat makhluk halus. Mereka berdua trauma ke ruang seni akibat kejadian tadi alhasil pas festival akan dimulai dan semua Siswa, guru dan orang-orang sudah datang ke SMA Dania dan Aira masih trauma pergi ke ruang seni mereka terpaksa menyuruh anggota lain untuk mempersiapkan hal-hal yang diperlukan selama festival. Dan ini bukan kali pertama siswa mengalami trauma di sekolah tersebut dan banyak sekali siswa yang melihat hantu penghuni sekolah. Ini menjadi evaluasi untuk semua guru karena ditahun ajaran sebelumnya banyak sekali siswa yang dirasuki makhluk astral penunggu sekolah, dan tak tanggung-tanggung setiap harinya ada lebih dari sepuluh orang dirasuki oleh makhluk tak kasat mata itu membuat pihak guru kuwalahan menanganinya. Ada beberapa pihak wali murid tidak nyaman anaknya bersekolah di SMA Taruna Negara karena sering sekali mengalami hal-hal yang diluar dugaan. Banyak cerita yang beredar kalau SMA Taruna Negara itu dihuni oleh beberapa makhluk astral diantaranya adalah Kuntilanak, sundel bolong, hantu penari tradisional, dan yang paling populer adalah Pocong. Karena ada beberapa siswa diteror oleh hantu pocong saat dikamar mandi, hantu tersebut kerap menampakkan dirinya dipantulan cermin kamar mandi, bahkan ada siswa yang melihat Pocong berdiri didepan matanya. Seketika siswa-siswa tersebut sering takut ketika berada dikamar mandi sendirian. Tak hanya dikamar mandi saja hantu pocong itu terkadang juga menampakkan dirinya ketika sekolah masih sepi, ada beberapa anak yang saat itu kebetulan berangkat ke sekolah masih sangat pagi dan mereka tak sengaja melihat ada yang melompat lompat dilorong kelas dan menghampiri mereka. Seketika siswa-siswa itu tidak dapat beranjak ke tempat lain, entah mengapa mulutnya sulit untuk berteriak, mereka juga tidak bisa memejamkan matanya, keringat dingin juga ikut keluar dari tubuh mereka dan keesokan harinya anak-anak itu demam karena kaget melihat makhluk yang cukup terkenal disekolah mereka, untungnya mereka tidak kerasukan makhluk astral tersebut. Tidak hanya para siswa yang diganggu oleh pocong penghuni sekolah, seorang satpam yang bertugas menjaga keamanan siswa juga sempat ganggu oleh pocong tersebut ketika dirinya pergi ke sekolah terlalu pagi. Dan juga seorang penjaga kebersihan juga sempat diteror oleh hantu tersebut karena ia dianggap telah menebang pohon yang katanya pohon tersebut salah satu tempat tinggal hantu pocong. Pihak sekolah telah berupaya semaksimal mungkin agar makhluk-makhluk astral tersebut tidak mengganggu semua orang yang berada disekolah tersebut dengan cara melakukan doa bersama. Walaupun masih ada siswa yang mengalami gangguan dari hantu-hantu itu tapi setelah sering melakukan doa bersama gangguan dari makhluk astral sedikit berkurang. Ditulis oleh : Lisa Riyani, DII Batch 4 Provinsi Jambi
0 Comments
Leave a Reply. |
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |