Dua tahun lalu, tujuh orang mahasiswa yang sedang kelelahan setelah mengikuti serangkaian kelas duduk sembari membicarakan berbagai kemungkinan yang akan terjadi jika kampus memberikan waktu satu minggu untuk belajar dan beristirahat di rumah. Pembicaraan kami sangat serius sehingga lupa dengan waktu. Jam sudah menunjukkan pukul enam sore, kami harus bergegas pulang agar terhindar dari macetnya kota Jakarta. Seperti biasa, aku dan Carissa menuju halte bus yang sama namun dengan nomor bus yang berbeda. Aku pulang ke arah Timur sedangkan Carissa ke arah Barat.
Hari itu jalanan menuju rumah ku cukup padat, butuh waktu dua jam untuk sampai di halte bus yang terakhir. Kaki ku terasa sangat pegal karena harus berdiri selama dua jam di dalam bus. Namun, aku tidak merasa kesal karena menurut ku hal ini merupakan salah satu bagian untuk mencapai mimpi ku. Sesampainya di rumah, ibu ku sedang memasak makanan yang sudah pasti adalah permintaan ku tadi pagi yaitu ayam goreng dengan sambal yang sangat pedas. Lelah yang aku rasakan tadi seketika hilang dan berganti dengan perasaan senang. Sebelum menyantap makanan yang sudah ku nantikan tadi, aku bergegas menuju ke kamar untuk mandi dan merapihkan barang-barang yang ku bawa ke kampus seperti buku, alat tulis, botol minum, dan lainnya. Cacing di perut ku sudah bernyanyi dengan lantang, setelah mandi aku turun ke bawah menuju meja makan. Ibu duduk di ruang makan dengan berbagai macam hidangan lainnya. Selama makan malam ibu menanyakan bagaimana kegiatan ku hari ini. Perut ku sudah terisi penuh, sebelum pergi ke kamar aku meluangkan waktu untuk menonton berita yang terjadi hari ini. Awalnya aku merasa bosan karena berita yang disajikan tidak menarik dan terkesan monoton. Namun, ketika aku hendak mematikan televisi sebuah berita terkini muncul. Pembawa berita menyampaikan jika terdapat sebuah virus mematikan bernama COVID-19 yang berasal dari Wuhan mulai menyebar di Indonesia. Hal ini membuat ku panik dan mencoba memikirkan berbagai hal yang akan terjadi kedepannya. Sesampainya di kamar aku mencoba mengabarkan hal ini kepada teman-teman, namun berita ini sudah tersebar luas. Aku dan teman-teman berinisiatif untuk menggunakan masker selama mengikuti kegiatan di kampus untuk menghindari penularan virus yang terjadi. Suasana mulai tidak kondusif, berbagai berita menyampaikan jika warga mulai menimbun masker, cairan pembersih, bahan makanan hingga oksigen. Hal ini membuat berbagai pihak kesulitan terutama para dokter dan perawat. Sejumlah kasus mulai ditemukan di berbagai kota di Indonesia. Pemerintah bergerak cepat, beberapa kebijakan pun dikeluarkan diantaranya adalah seluruh kegiatan belajar mengajar dan perkantoran dilakukan di rumah, pembatasan kegiatan di luar rumah, menghindari kerumunan, serta kewajiban untuk mencuci tangan dan menggunakan masker ketika berkegiatan di luar rumah. Melalui kebijakan yang ada, aku dan teman-teman lainnya harus melakukan kegiatan perkuliahan di rumah. Pada awalnya kami hanya diberitahu jika kegiatan perkuliahan secara tatap muka diliburkan selama satu minggu, namun hal ini terus berlanjut hingga waktu yang belum bisa ditentukan. Enam bulan awal, kami masih melakukan adaptasi sehingga terdapat beberapa waktu yang terasa sangat berat terutama pada saat itu kami memasuki perkuliahan semester lima yang cukup berat. Kami berusaha untuk saling membantu dan menguatkan satu dengan lainnya sehingga tidak ada yang tertinggal. Hari demi hari kami lewati dengan perasaan yang sama, namun setelah satu tahun beberapa teman ku tertarik untuk mengikuti program beasiswa yang diadakan oleh pemerintah. Program tersebut bertujuan untuk memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk berkuliah di negara lain selama satu semester. Momen ini sangat dinantikan oleh beberapa teman ku karena dapat mewujudkan impian masa kecil, yaitu mengunjungi berbagai negara dan berinteraksi secara langsung dengan masyarakat di sana. Beberapa bulan sebelum keberangkatan ke negara tujuan, teman-teman ku mengikuti berbagai seleksi yang sangat ketat dan cukup panjang. Hal ini sangat membutuhkan energi dan semangat yang cukup tinggi sehingga tidak semua orang mampu melewatinya. Setelah melewati proses yang cukup panjang akhirnya tiga orang teman ku berhasil mendapatkan beasiswa tersebut. Selvi mendapatkan beasiswa di sebuah universitas di Amerika, Erisa di Jerman, dan Sasa di Korea Selatan. Pada saat mengetahui berita ini, aku sedang mengikuti salah satu mata kuliah. Hal ini merupakan kabar yang sangat menyenangkan sekaligus haru karena perjuangan yang sudah teman-teman ku lakukan tidak berakhir begitu saja. Namun, menjelang hari keberangkatan mereka kasus COVID-19 di Indonesia meningkat tajam sehingga beberapa negara membatasi hingga menutup akses pintu masuk bagi warga negara lain. Hal ini berdampak pada hari keberangkatan Sasa ke Korea Selatan, ia harus menunggu satu semester lagi untuk berangkat kesana. Erisa mendapatkan kesempatan pertama untuk pergi ke Jerman dan diikuti oleh Selvi yang pergi ke Amerika, perasaan ku sangat sedih karena harus berpisah secara jarak oleh teman-teman ku yang terbiasa selalu bersama. Namun, aku juga merasa sangat bangga karena tiga teman ku berhasil mewujudkan sebagian dari mimpi yang mereka punya. Sesampainya di negara tujuan teman-teman ku tetap berusaha untuk berkomunikasi melalui social media yang ada. Mereka berbagi cerita mengenai hal-hal baru di negara lain yang mungkin saja tidak ku ketahui. Selain itu, mereka juga sering mengirimkan foto ataupun video yang berisi tempat-tempat menarik yang ada di sana sehingga kami dapat merasakan suasana yang sama walaupun terpisah oleh jarak dan waktu. Hari cepat berlalu, dua orang teman ku sudah kembali lagi ke Indonesia. Berbagai cerita dan pengalaman yang mereka sampaikan selalu menarik untuk didengar. Tidak terasa dua hingga tiga bulan lagi kami harus berpisah karena sudah memasuki semester akhir. Setiap hari aku merasa sangat tidak tenang karena harus berpacu dengan waktu yang ada. Namun, seperti teman ku yang lain aku juga tetap berusaha untuk mengejar impian yang kumiliki. Ditulis oleh : Prissilia Meilenia Setiani (JAKARTA)
1 Comment
Ritma
22/12/2022 22:47:16
Saat mengajar, saya menggunakan konten ini untuk sumber belajar siswa.
Reply
Leave a Reply. |
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |